Jakarta (Antara Babel) - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memprioritaskan ibu hamil dalam pengendalian penyakit hepatitis dikarenakan yang paling berpotensi menularkan kepada anak dalam proses persalinan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu di Jakarta, Rabu mengatakan penularan hepatitis yang diakibatkan karena kontak darah antara ibu dan bayi saat proses persalinan mencapai 95 persen.

"Dengan risiko ibu yang mengidap Hepatitis B, berisiko menularkan pada si anak karena bayi baru dilahirkan tidak punya imunitas apa-apa. Si anak harus kita proteksi dengan vaksin pasif HbIg dengan dosis tunggal kurang dari 24 jam," kata Wiendra.

Setelahnya, anak juga harus diberikan vaksin hepatitis secara berseri sampai sembilan bulan yakni HB0, HB1, HB2, dan HB3 untuk meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis.¿

Dalam peta jalan pengendalian hepatitis di Indonesia, kata Wiendra, pemerintah juga memprioritaskan deteksi dini hepatitis kepada ibu hamil.

Kementerian Kesehatan menargetkan pada 2018 sebanyak 60 persen kabupaten/kota di Indonesia sudah melakukan deteksi dini Hepatitis B dan C. Pada 2019 90 persen kabupaten/kota sudah deteksi dini Hepatitis B dan C, dan pada 2020 sudah mengeliminasi Hepatitis B melalui penularan ibu kepada anak.

Wiendra memaparkan hingga saat ini anggaran untuk pengendalian hepatitis telah disalurkan sebanyak 60 sampai 70 persen kepada pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu dia berharap pemerintah daerah melalui puskesmas dan fasilitas kesehatan lain sudah bisa melakukan program deteksi dini.

"Target sasarannya sebanyak 5,3 juta ibu hamil yang akan dideteksi setiap tahun. Harapannya pada 2030 sudah mengeliminasi Hepatitis B dan C di Indonesia," kata Wiendra.

Orang yang berisiko tinggi tertular hepatitis melalui kontak darah lainnya seperti tenaga kesehatan yang melakukan tindakan, pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik, orang yang mentato tubuh dengan jarum tidak steril, serta orang yang berhubungan seksual tidak sehat.

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017