Jakarta (Antara Babel) - Ahli kesehatan mengingatkan mereka yang
mengalami gagal jantung tidak boleh menghentikan asupan obatnya.
"Kalau
berhenti obat, akan rawat ulang lagi, biaya besar. Coba misalnya pakai
daun tertentu karena dengar isu dari tetangga, dapatnya bisa gagal
ginjal, cuci darah ujungnya. Jangan stop obat," ujar Spesialis jantung
dari RS Harapan Kita, Prof. DR.dr Bambang Budi Siswanto, MD, FIHA di
Jakarta, Sabtu.
Bambang menjelaskan, obat
berguna meringankan beban kerja jantung melalui sistem molekular biologi
sehingga perlahan jantung yang lemah bisa membaik. Tentu hal ini
membutuhkan waktu lama, bisa bertahun-tahun.
"Pelan-pelan jantung yang lemah jadi baik lagi. Bertahun-tahun. Makanya enggak mungkin setop obat," tegas dia.
Obat
yang dikonsumsi pun tak cukup satu jenis, melainkan lima. Oleh
karenanya harga obat pasien gagal jantung relatif tidak murah dan inilah
yang menjadi salah satu alasan pasien tak patuh meminum obat.
Bambang
tak menyarankan pasien membeli obat tanpa berkonsultasi dulu dengan
dokter karena penentuan dosis menjadi wewenang dokter demi menghindari
efek samping seperti hipotensi dan gagal ginjal.
"Beli resep sendiri, makanya hipotensi. Dokter akan periksa dulu. Dosis bisa diatur oleh dokter," tutur dia.
Selain
obat-obatan, menerapkan gaya hidup sehat yakni pola makan sehat,
mengurangi stres, cukup asupan air, melakukan aktivitas fisik yang cukup
juga perlu dilakukan pasien.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017