Palangka Raya (Antara Babel) - Anggota Komisi X DPR RI Asdi Narang mengaku telah berkomunikasi dan meminta langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy agar membantu membangun kembali tujuh SD dan satu SMK di Palangka Raya yang terbakar.

Mendikbud telah merespons dan akan mengutus pejabat terkait untuk melihat langsung kondisi bangunan 8 sekolah yang terbakar itu, kata Asdi Narang, Selasa, usai memantau kondisi bangunan SD Negeri 1 Menteng Kota Palangka Raya dan SD Negeri 5 Langkai yang terbakar beberapa waktu lalu.

"Saya memang menyampaikan kepada Mendikbud kalau tidak segera dibangun, kasihan anak-anak SD terganggu proses belajar mengajarnya. Sekarang saja anak-anak harus menumpang di sekolah lain dan belajar secara bergantian," ujar dia lagi.

Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPR RI itu mengutuk keras apabila delapan sekolah tersebut benar-benar dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab, dan mendukung penuh upaya aparat kepolisian menyelidiki serta menangkap pelakunya.

Dia meyakini aparat kepolisian bekerja keras menuntaskan dan menangkap pelaku pembakaran 7 SD negeri dan 1 SMK di Kota Palangka Raya yang terjadi secara beruntun ini. Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap tenang dan memberikan kepercayaan penuh kepada aparat untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Kita tidak tahu motifnya apa, tapi yang pasti kebakaran ini sudah sangat keterlaluan. Kebakaran ini membuat proses belajar mengajar sangat terganggu. Mari sama-sama saling menjaga dan turut membantu aparat agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," kata Asdi pula.

Kunjungan anggota Komisi X DPR RI ke sejumlah sekolah yang terbakar di Kota Palangka Raya ini turut didampingi Ketua DPRD Palangka Raya Sigit K Yunianto beserta anggota dewan kota lainnya, yakni Neni Lambung, Vina Panduwinata, Riduanto, serta perwakilan Dinas Pendidikan kota setempat.

Dia mengatakan sembari menunggu Pemerintah Kota Palangka Raya menganggarkan perbaikan, dan utusan Mendikbud datang serta melihat kondisi bangunan yang terbakar, aparat kepolisian bisa menuntaskan olah tempat kejadian.

"Kalau garis  garis polisi ini sudah dicabut, tentu pembangunan gedung sekolah bisa dilakukan. Kita kan ingin anak-anak bisa sekolah dan belajar seperti biasanya," demikian Asdi Narang.

Pewarta: Jaya Wirawana Manurung

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017