Harga Minyak Dunia Naik Karena Gangguan Di Libya

Selasa, 17 Desember 2013 8:28 WIB

New York (Antara Babel) - Harga minyak dunia naik pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah pengunjuk rasa bersenjata di Libya menolak untuk menghentikan penutupan terminal-terminal minyak utama di bagian timur negara itu yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 88 sen menjadi ditutup pada 97,48 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari melonjak 1,64 dolar AS menjadi menetap di 110,47 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Cerita besar adalah tentang produksi minyak Libya yang masih hilang di pasar," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates. "Itu jelas mendukung kedua harga, baik Brent maupun WTI."

Ibrahim Jodhrane, kepala penjaga keamanan yang memblokade terminal-terminal minyak di Libya Timur pada Minggu mengatakan kepada penyiar Al-Nabaa bahwa pemerintah belum memenuhi persyaratan untuk penghentian blokade.

Pada Juli, suku Al-Magharba meluncurkan blokade pada terminal-terminal minyak di Zueitina, Ras Lanouf dan Al-Sedra. Blokade ini terkait dengan upaya untuk memperoleh otonomi pendapatan minyak dan politik untuk Cyrenaica, bagian timur negara Libya yang kaya minyak.

Pekan lalu, kelompok itu mengatakan mereka diharapkan membuka kembali terminal-terminal pada Minggu (15/12).

Namun negosiasi terbaru gagal "hanya memperkuat pandangan kami bahwa produksi minyak Libya akan kesulitan untuk melebihi 800.000 barel per hari pada 2014," kata sebuah Laporan Morgan Stanley.

"Menyelesaikan perselisihan yang mendalam kemungkinan akan membutuhkan perubahan material pada tingkat federal, dan ancaman oleh pemerintah untuk menggunakan kekerasan hanya berisiko memperburuk situasi."

Libya pada Oktober menghasilkan 0,45 juta barel minyak per hari, jauh di bawah kapasitasnya 1,4 juta barel, menurut Badan Energi Internasional (IEA).

Juga pada Senin, Badan Informasi Energi AS memproyeksikan produksi minyak AS pada 2016 akan mencapai 9,5 juta barel per hari, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Perkiraan terbaru itu menggarisbawahi meningkatnya "booming" minyak serpih (shale) di AS.

Lipow mengatakan laporan EIA terbaru tidak mempengaruhi harga.

Tetapi perkiraan EIA "memberikan kontribusi terhadap perdebatan meningkatkan produksi minyak di AS dan apakah kami akan mengekspor minyak mentah di waktu mendatang," katanya seperti dilansir AFP.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013

Terkait

Harga minyak anjlok

Jumat, 27 Oktober 2023 9:18

Persediaan minyak mentah AS naik

Kamis, 14 September 2023 9:10

Harga minyak naik

Rabu, 6 September 2023 9:21

Harga minyak melonjak

Jumat, 14 Juli 2023 10:36

Pasokan minyak mentah AS naik

Kamis, 13 Juli 2023 9:10

Harga minyak melonjak

Rabu, 12 Juli 2023 9:30

Harga minyak mentah berjangka turun

Selasa, 11 Juli 2023 9:40

Pasokan minyak mentah AS turun

Jumat, 7 Juli 2023 8:46

Harga minyak naik

Sabtu, 1 Juli 2023 8:22

Harga minyak naik

Selasa, 27 Juni 2023 9:03

Harga minyak mentah berjangka anjlok

Jumat, 23 Juni 2023 8:36
Terpopuler