Makassar (Antaranews Babel) - Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Agus
Surya Bakti menyatakan jika kasus pelemparan bom molotov di Mapolsek
Bontoala Makassar belum mengarah ke indikasi kelompok teroris.
"Ini adalah kejadian kriminal dan akan ditangani oleh polisi. Belum ada indikasi teroris, penanganannya biar diselesaikan oleh polisi, tapi pasti kita juga akan bantu," ujar Mayjen TNI Agus Surya Bakti di Mapolsek Bontoala, Senin.
Ia mengatakan, atas insiden pelemparan bom molotov di Polsek Bontoala itu, pihaknya juga akan membantu melakukan pengecekan jaringan pelaku.
Bahkan dia mengaku jika TNI dan Polri akan terus bersinergi dan mengharap bantuan kerja sama dari masyarakat dalam hal pemberian informasi jika memang mempunyai informasi.
"Kesiapan aparat cukup baik, mereka masih bersiaga. Yang namanya maling, pasti lah mereka mencari peluang yang paling mudah. Kami serahkan ke polisi," katanya.
Sebelumnya, markas Polsek Bontoala di Jalan Sunu, Makassar mendapat teror bom setelah pelaku melemparkan bom molotov beberapa jam setelah pergantian tahun atau tepatnya sekitar pukul 03.00 Wita.
Dua polisi yang terkena serangan bom dengan kategori daya ledak rendah atau low explosive itu yakni Brigpol Yudirsan dan Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin.
Brigpol Yudirsan mengalami luka pada bagian paha kanannya setelah bom molotov itu meledak dan serpihannya mengenai paha yang kemudian tembus. Sedangkan Kompol Rafiuddin mengalami luka pada jari kirinya.
"Berdasarkan keterangan korban, sebelum kejadian itu, pak Kapolsek sempat melihat orang tak dikenal yang tiba-tiba muncul dan melemparkan benda. Setelah lemparan itu terjadi ledakan dan pelaku langsung melarikan diri ke belakang kantor Polsek," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Ini adalah kejadian kriminal dan akan ditangani oleh polisi. Belum ada indikasi teroris, penanganannya biar diselesaikan oleh polisi, tapi pasti kita juga akan bantu," ujar Mayjen TNI Agus Surya Bakti di Mapolsek Bontoala, Senin.
Ia mengatakan, atas insiden pelemparan bom molotov di Polsek Bontoala itu, pihaknya juga akan membantu melakukan pengecekan jaringan pelaku.
Bahkan dia mengaku jika TNI dan Polri akan terus bersinergi dan mengharap bantuan kerja sama dari masyarakat dalam hal pemberian informasi jika memang mempunyai informasi.
"Kesiapan aparat cukup baik, mereka masih bersiaga. Yang namanya maling, pasti lah mereka mencari peluang yang paling mudah. Kami serahkan ke polisi," katanya.
Sebelumnya, markas Polsek Bontoala di Jalan Sunu, Makassar mendapat teror bom setelah pelaku melemparkan bom molotov beberapa jam setelah pergantian tahun atau tepatnya sekitar pukul 03.00 Wita.
Dua polisi yang terkena serangan bom dengan kategori daya ledak rendah atau low explosive itu yakni Brigpol Yudirsan dan Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin.
Brigpol Yudirsan mengalami luka pada bagian paha kanannya setelah bom molotov itu meledak dan serpihannya mengenai paha yang kemudian tembus. Sedangkan Kompol Rafiuddin mengalami luka pada jari kirinya.
"Berdasarkan keterangan korban, sebelum kejadian itu, pak Kapolsek sempat melihat orang tak dikenal yang tiba-tiba muncul dan melemparkan benda. Setelah lemparan itu terjadi ledakan dan pelaku langsung melarikan diri ke belakang kantor Polsek," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018