Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Universitas Bangka Belitung (UBB) pada Oktober tahun ini akan menggelar seminar internasional yang membahas topik kepulauan (International Conference of an Archipelagic) dengan mengundang peneliti dari lima negara.

Keterangan tertulis yang diterima Antaranews Babel di Pangkalpinang menyebutkan, para peneliti tersebut akan membahas topik-topik seminar, sementara semua makalah ilmiah yang lolos seleksi akan dipublikasikan pada jurnal atau media publiser (penerbit) internasional yang terindeks Scopus.

Berbicara pada rapat pertama persiapan seminar di ruang rapat besar Rektorat UBB di Balunijuk, Kamis (4/1), Rektor UBB Dr Ir Muh Yusuf MSi mengemukakan setidaknya helat besar ilmiah itu akan diikuti oleh para peneliti atau akademisi dari Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, dan tuan rumah Indonesia.

"Tema kepulauan kita jadikan topik seminar internasional sejalan dengan keinginan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan untuk mengangkat isu kepulauan ke tingkat internasional. Kita yakin banyak hal yang dapat digali dari forum ilmiah ini," ujarnya.

Wakil Rektor II UBB Prof Dr Ir Agus Hartoko, MSc mengemukakan pihaknya sengaja memilih topik kepulauan karena selain masih tergolong baru dari sekian banyak topik seminar internasional yang telah digelar, sekaligus juga menjadi branding UBB yang diharapkan mampu melambungkan nama perguruan tinggi negeri ini di pentas penelitian ilmiah internasional.

"Seluruh peneliti dari berbagai bidang ilmu bisa ikut sebagai pemakalah, baik dari bidang eksakta maupun sosial-budaya. Akan tetapi layaknya sebuah seminar internasional, diterima atau tidaknya abstrak makalah itu tergantung lolos tidaknya dari hasil penilaian peer review atau scientific committee. Kita juga akan mengundang peneliti bidang ilmu yang kini lagi tren seperti tourism (pariwisata)," katanya.

Untuk menyiapkan dan mematangkan seminar internasional ini, UBB sengaja mengundang khusus Prof Dr Hadiyanto, Ketua Editor Jurnal Internasional Pembangunan Energi Terbarukan (Chief Editor of International Journal of Renewable Energy Development) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang untuk berbagi pengalaman dalam hal menyiapkan seminar dan menjalin mitra pendukung publikasi ilmiah di jurnal internasional dan publisher yang terindeks Scopus.

Pakar di bidang biofinery mikoalga sebagai solusi untuk diversifikasi bioenergi pangan alternatif Indonesia ini menegaskan, Bangka Belitung sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia merupakan tempat yang sesuai untuk menggelar seminar berskala internasional.

"Seminar internasional itu biasanya digelar di destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Biasanya kan digelar di Bali. Tapi Bangka Belitung punya syarat itu, dan ini menjadi modal berharga bagi Bangka Belitung sebagai tuan ruman seminar internasional. Usai seminar biasanya dilanjutkan dengan acara kunjungan ke destinasi wisata," katanya.

Dikatakannya, Undip pada 2016 menggelar seminar internasional di Pulau Dewata Bali. Peserta dan pemakalah berasal berbagai negara, antara lain dari Jepang, Hongkong dan India, disamping peneliti atau akademisi dari Indonesia sendiri.

"Selain sebagai angka untuk meningkatkan institusi perguruan tinggi, bagi dosen yang karyanya diterbitkan pada jurnal internasional yang terindeks Scopus jika ada impact factor-nya akan memperoleh angka kredit 40. Bila tak ada impact factornya dapat angka kredit 30," jelasnya.

Dalam kaitan seminar internasional dengan media terindeks Scopus, Hadiyanto memaparkan dua opsi, yaitu penyelenggara seminar internasional melakukan kerja sama dengan jurnal terindeks Scopus (hard review), atau menggelar kerja sama dengan penerbit prosiding internasional yang telah terindeks Scopus.

"Di Indonesia ada 28 jurnal internasional yang terindeks Scopus. Di luar negeri silakan cari jurnal sebagai mitra di website Scopus. Negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura, rata-rata jurnal mereka sudah terindeks Scopus. Silakan membuat MoU dengan mereka, sehingga usai seminar karya ilmiah peserta langsung diterbitkan oleh pihak jurnal tersebut," katanya.

Khusus penyelenggara seminar internasional yang memilih memublikasikan karya ilmiah peserta dalam bentuk prosiding, Hadiyanto mengutarakan banyak pilihan. Di antaranya Procedia (publisher Elsevier), AIP Scitation, IOP Conference dan IEEE.

"Tapi harus kita cek benar-benar, karena tidak semua media milik publisher itu terindeks Scopus. Procedia misalnya dari 24 media cuma tiga yang terindeks Scopus," tukas Hadiyanto, dosen Fakultas Teknik Kimia Undip itu.

Wakil Rektor II UBB Prof Dr Ir Agus Hartoko, MSc mengatakan pihak National University of Singapore (NUS) telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung seminar internasional yang akan digelar UBB ini.

Sementara Rektor UBB Dr Muh Yusuf, MSi mengemukakan pada 22-25 Januari mendatang ia bersama Gubernur Babel akan berkunjung ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dalam rangka menandatangani nota kesepahaman (MoU).

"Saya akan melihat jurnal mereka (UKM) dan menawarkan kerja sama dengan UBB untuk memublikasikan makalah seminar internasional tersebut. Saya juga ingin MoU diikuti dengan PKS (perjanjian kerja sama) langsung dekan Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi UBB," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018