JakartaAntaranews Babel)- Pakar media massa dari Universitas Indonesia Dr Irwansyah mengatakan pemberitaan media yang berbasis data di Tanah Air masih lemah.

"Fenomena pers yg membahas hal-hal ringan menunjukkan lemahnya pemberitaan berbasis data dan riset yg mendalam. Padahal dengan teknologi "Big Data", pers dapat membangun pemberitaan yang tidak hanya informatif tetapi juga cerdas dalam bertindak," ujar Irwansyah di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan ketika pemberitaan mengarah kepada hal-hal yang ringan, unik, dan tidak lazim dibandingkan dengan pemberitaan yang serius untuk ditangani, juga memperlihatkan mulai menurunnya kepercayaan publik untuk mendapatkan informasi yang mampu memotivasi pembaca untuk mendukung bangkitnya kesejahteraan rakyat.

"Indikasi publik yang "lelah" dgn hal-hal yang tidak pernah selesai dan keluar dari lingkaran isu-isu yg dikemas secara politis juga memperlihatkan penentuan agenda yang dilakukan media tidak inovatif utk menuju pers yg mencerdaskan."

Saat ini, hanya sebagian berusaha menyejukkan hati namun sebagian cenderung membuat pembaca menjadi emosi, serta hanya sebagian kecil yang berusaha membangun kecerdasan.

Irwansyah meminta agar tenggat waktu pemberitaan atau "deadline" tidak dijadikan alasan dalam menghasilkan pemberitaan berbasis data. Malah sebaiknya dijadikan  tantangan utk menggunakan teknologi yang semakin berkembang.

"Malah bisa menjadi  peluang karena setelah ada teknologi "Big Data", saat ini muncul mesin pembelajaran dan intelegensi buatan adaptif."

Hal ini sudah diterapkan pada pers di luar negeri yang kaya dengan data.

Pewarta: Indriani

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018