Pangkalpinang  (Antaranews Babel) - Puluhan siswa Taman Kanak (TK) Khalifah Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibekali sejarah penambangan bijih timah dengan mengunjungi Museum Timah Indonesia di daerah itu.

"Ini sudah menjadi agenda rutin tahunan sekolah untuk mengunjungi Museum Timah Indonesia, agar siswa mengetahui sejarah penambangan dan pengolahan timah," kata Kepala PAUD Khalifa Pangkalpinang Nur Husnah saat berkunjung Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menjelaskan kunjungan di Museum Timah Indonesia ini sebagai pembelajaran kepada anak didik sejarah penambangan bijih timah di masa penjajahan.

"Minimal siswa mengetahui bijih timah berwarna hitam. Selama mereka beranggapan bijih timah berwarna putih," katanya.

Menurut dia mengunjungi museum ini sangat baik untuk menambah pengetahuan anak didik mengenali sejarah pertimahan bangsa ini.

"Anak-anak sangat senang mengunjungi musem ini, apalagi petugas museum juga ramah dan sabar menerangkan sejarah penambangan dan pengolahan bijih timah kepada siswa," ujarnya.

Tidak hanya itu, Museum Timah Indonesia menayangkan flim dokumenter penambangan dan pengolahan hingga ekspor timah ke berbagai negara tujuan.

"Fasilitas museum sudah cukup memadai, apalagi anak-anak juga diajak berkeliling menggunakan bus pownis merupakan angkutan umum 1970 mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kota ini," katanya.

Pemandu pengunjung Museum Timah Indonesia Marlita menerangkan Museum Timah Indonesia didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan diperkenalkan kepada masyarakat.

"Gedung museum ini merupakan Rumah Dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW)," ujarnya.

Tidak hanya itu, gedung museum ini juga merupakan saksi sejarah Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Repbulik Indonesia yang diasingkan ke Pulau Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948.

"Pertemuan para petinggi Republik Indonesia dengan utusan PBB ini menghasilkan penyerahan kedaulatan Belanda kepada Republik Indonesia pada 1949," ujarnya

Baca juga: 118.203 wisatawan kunjungi Museum Timah Indonesia

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018