Jakarta (Antaranews Babel) - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Susi Susanti, menyebut pihaknya mencoba realistis untuk target tunggal putri di turnamen bulu tangkis All England 2018.
"Agak berbeda ya, karena nomor ini memang agak tertinggal. Buat saya, untuk tunggal putri kita realistis, bisa mendapat delapan besar saja sudah bagus," kata Susi saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Realistisnya target ini, disampaikan Susi, selain nomor ini diakuinya merupakan yang agak tertinggal, tunggal putri Indonesia juga hanya diwakili satu nama dalam turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut, yakni malalui Fitriani.
Fitriani yang kini menduduki peringkat 37 dunia, dipastikan menjadi satu-satunya wakil Merah Putih di nomor tunggal putri, karena dalam All England 2018, BWF memberlakukan regulasi baru tidak dimainkannya babak kualifikasi, sehingga 32 pemain yang berlaga di babak utama ditentukan oleh peringkat dari pemain tersebut.
"Di All England yang tingkatnya termasuk turnamen tertinggi dunia, gak muluk-muluk kita menentukan target bahwa Fitri harus juara, belum lah untuk itu," kata Susi.
Susi menyebut, untuk saat ini dirinya hanya berharap adanya progres peningkatan performa dari tunggal putri dan tidak melulu harus menjadi juara.
"Jadi juara itu, susah sekali itu rebutan, terlebih kita hanya satu orang. Namun meskipun tidak juara, jika menunjukan peningkatan performa, bagi saya hal itu sudah merupakan prestasi," ucap peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona tersebut.
Susi menakar, dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depanlah, waktu yang akan menjadi waktu di mana tunggal putri Indonesia yang saat ini didominasi pemain usia muda, memberikan jawaban soal prestasi.
"Mudah-mudahan kita harap secepatnya, tahun depan mudah-mudahan sudah berbuah hasil, masuk peringkat 10 besar salah satunya," kata Susi.
Dalam mencapai hal tersebut, saat ini tunggal putri Indonesia sudah berada dalam jalur yang benar dan terbukti dengan sumbangsih besar nomor tersebut saat tim putri Indonesia menumbangkan China dalam Kejuaraan Beregu Asia 2018 yang merupakan untuk pertama kalinya dalam 22 tahun.
"Kami melihat hal tersebut luar biasa, bahkan kita hanya kalah dari Jepang di semifinal yang akhirnya menjadi juara dengan memberikan perlawanan hebat, ini sudah di dalam jalurnya," ujar Susi.
"Namun ini hanyalah awalnya, harusnya lebih meningkat lagi, sehingga regenerasi yang telah dirintis ini mampu berjalan dan berkesinambungan, jangan sampai nomor ini kehilangan lagi satu generasi, itu yang jadi konsern kami sekarang," tutur Susi menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Agak berbeda ya, karena nomor ini memang agak tertinggal. Buat saya, untuk tunggal putri kita realistis, bisa mendapat delapan besar saja sudah bagus," kata Susi saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Realistisnya target ini, disampaikan Susi, selain nomor ini diakuinya merupakan yang agak tertinggal, tunggal putri Indonesia juga hanya diwakili satu nama dalam turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut, yakni malalui Fitriani.
Fitriani yang kini menduduki peringkat 37 dunia, dipastikan menjadi satu-satunya wakil Merah Putih di nomor tunggal putri, karena dalam All England 2018, BWF memberlakukan regulasi baru tidak dimainkannya babak kualifikasi, sehingga 32 pemain yang berlaga di babak utama ditentukan oleh peringkat dari pemain tersebut.
"Di All England yang tingkatnya termasuk turnamen tertinggi dunia, gak muluk-muluk kita menentukan target bahwa Fitri harus juara, belum lah untuk itu," kata Susi.
Susi menyebut, untuk saat ini dirinya hanya berharap adanya progres peningkatan performa dari tunggal putri dan tidak melulu harus menjadi juara.
"Jadi juara itu, susah sekali itu rebutan, terlebih kita hanya satu orang. Namun meskipun tidak juara, jika menunjukan peningkatan performa, bagi saya hal itu sudah merupakan prestasi," ucap peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona tersebut.
Susi menakar, dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depanlah, waktu yang akan menjadi waktu di mana tunggal putri Indonesia yang saat ini didominasi pemain usia muda, memberikan jawaban soal prestasi.
"Mudah-mudahan kita harap secepatnya, tahun depan mudah-mudahan sudah berbuah hasil, masuk peringkat 10 besar salah satunya," kata Susi.
Dalam mencapai hal tersebut, saat ini tunggal putri Indonesia sudah berada dalam jalur yang benar dan terbukti dengan sumbangsih besar nomor tersebut saat tim putri Indonesia menumbangkan China dalam Kejuaraan Beregu Asia 2018 yang merupakan untuk pertama kalinya dalam 22 tahun.
"Kami melihat hal tersebut luar biasa, bahkan kita hanya kalah dari Jepang di semifinal yang akhirnya menjadi juara dengan memberikan perlawanan hebat, ini sudah di dalam jalurnya," ujar Susi.
"Namun ini hanyalah awalnya, harusnya lebih meningkat lagi, sehingga regenerasi yang telah dirintis ini mampu berjalan dan berkesinambungan, jangan sampai nomor ini kehilangan lagi satu generasi, itu yang jadi konsern kami sekarang," tutur Susi menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018