Jakarta (Antaranews Babel) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai peningkatan cadangan devisa (cadev) Indonesia merupakan cerminan kepercayaan (confidence) investor terhadap ekonomi domestik di tengah dinamika perekonomian global.

Menurut Agus, bank sentral senantiasa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sehingga dapat mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia dan menarik investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI)

"Karena kepercayaan dari 'stakeholders' kita ada, itu pasti akan jadi awal dari adanya suatu 'capital inflow'. Indonesia dari 2011 'current account'-nya surplus lalu di 2012 jadi defisit sampai sekarang. Tentu current account deficit itu perlu dibiayai dari FDI. Kalau 'confidence' itu tidak ada, tentu dari FDI itu tidak memadai," ujar Agus saat diskusi dalam peluncuran buku "Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2017" di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu.

Agus sendiri meyakini, nilai tukar itu fleksibel dan akan selalu bergerak naik turun atau mengalami fluktuasi. Mengingat pentingnya nilai tukar tersebut, apabila terjadi suatu nilai tukar yang tidak sesuai fundamental, BI tidak segan-segan hadir di pasar keuangan.

"BI akan terus menjaga agar rupiah mencerminkan fundamental. Nilai tukar yang sesuai fundamental, itu yang membuat FDI ada, didukung ekspor yang menambah US  Dollar, lalu penerimaan dan penarikan utang dalam bentuk valas," katanya.

Ia menuturkan, setelah 'taper tantrum' nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi hingga 20 persen. Namun setelah itu depresiasi rupiah lebih terjaga dan bahkan pada 2016 lalu menguat 2,3 persen.

"Itu adalah salah satu hasil 'confidence' dan juga membangun cadev Indonesia," kata Agus.

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2018 tercatat sebesar 128,06 miliar dolar AS, masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar 131,98 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tetap memadai untuk mendukung ketahanan eksternal seiring dengan kuatnya prospek perekonomian domestik dan kinerja ekspor yang positif. Selain itu, akan terdapat tambahan devisa dari hasil penerbitan sukuk global pemerintah sebesar 3 miliar dolar AS pada Maret 2018. Bank Indonesia terus berkomitmen menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018