Pangkalan Batu, Bangka Selatan  (Antaranews Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengapresiasi PT Timah Tbk merintis jalan di Dusun Pangkalan Batu Kabupaten Bangka Selatan yang tertinggal, karena tidak memiliki akses transportasi darat di daerah itu.

"Saya mengapresiasi upaya yang dilakukan PT Timah dan masyarakat untuk membuka akses jalan untuk menghubungkan dusun ke desa lainnya," kata Erzaldi Rosman Djohan saat memantau pembukaan jalan di Dusun Pangkalan Batu, Jumat.

Ia berharap pembangunan jalan dan jembatan yang diinisiasi PT Timah Tbk dapat berjalan lancar, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dusun ini.

"Setelah jalan ini selesai, saya berharap agar anak-anak di sini dapat kembali bersekolah dan belajar dengan lebih baik," katanya.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Timah Anggi Siahaan mengatakan tujuan PT Timah Tbk mengadakan gotong royong untuk mempermudah akses transportasi masyarakat di Dusun Pangkalan Batu. Selama ini, masyarakat masih melalui sungai dengan pompong untuk menuju Desa Ranggung.

"Kegiatan ini juga merupakan salah satu program kerja PKBL dan CSR PT Timah Tbk yang bertema "Membangun Infrastruktur Desa Tertinggal di Provinsi Bangka Belitung," katanya.

Ketua RT Dusun Pangkalan Batu, Juhar (57) mengatakan Dusun Pangkalan Batu terletak di pinggiran Desa Ranggung Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan, atau sekitar kurang lebih 90 kilometer dari Kota Pangkalpinang.

Dusun ini dihuni sekitar 60 kepala keluarga. Untuk mencapainya dapat ditempuh melalui jalur darat. Dari Desa Ranggung, perjalanan darat menggunakan mobil membutuhkan waktu kurang lebih 90 menit dengan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan. Jika kurang hati-hati berkendara, mobil dapat terjebak di jalan yang berlumpur dan berlobang cukup dalam.

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu sekitar 25-30 menit hingga sampai di Dusun Pangkalan Batu. Untuk sampai di pemukiman penduduk, ditempuh dengan berjalan kaki melewati perkebunan karet dan lada sekitar 15 menit.

"Keberadaan Dusun Pangkalan Batu sudah ada dari sebelum penjajahan Jepang. Di sini kami sudah turun temurun dari nenek moyang bekerja sebagai nelayan dan berkebun," ujarnya.

Menurut dia dulu masyarakat menyeberang menggunakan titian pepohonan untuk mencapai Desa Ranggung. Sejak tahun 1988 masyarakat mulai menggunakan pompong untuk menyebrang hingga saat ini.

"Kami mengucapkan kepada PT Timah yang telah membangun jalan dan jembatan untuk memudahkan masyarakat membeli kebutuhan pokok dan menjual hasil perkebunan serta ikan ke kota," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018