Manado (Antaranews Babel)  - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyatakan,  korupsi telah menjadi penyebab rusaknya mental dan budaya di masyarakat.

"Korupsi telah merusak mental dan budaya di masyarakat dan bangsa, " kata Abraham pada sosialisasi Empat Pilar MPR dan "'Roadshow Seminar Motivasi 'Spirit Of Indonesia' Kami Indonesia" di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado,  Sulawesi Utara,  Selasa.

Abraham mengemukakan,  fenomena  korupsi juga terjadi dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya pertambangan. Akibatnya potensi sumber daya alam tidak mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat secara maksimal.

"Memprihatinkan karena negara ini kaya raya," kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  tahun 2011-2015 ini.

Abrahan menyoroti banyaknya potensi sumber daya alam di Indonesia tetapi ironisnya banyak juga penduduknya yang masih miskin.  Pada Februari 2018 jumlah orang miskin masih 26,58 juta orang.

"Atau sekitar 11-12 persen. Jumlah orang miskin di Indonesia kurang lebih sama dengan jumlah penduduk Malaysia," katanya.

Dia menyatakan kemiskinan, kerusakan alam, pengangguran serta ketimpangan sosial dan ekonomi adalah dampak korupsi.

Dia yang tidak menyalahkan pemerintah tetapi mendorong pemerintah untuk terus mengatasi ujung persoalan tersebut,  yakni korupsi.

Dia mengatakan,  yang terjadi adalah fenomena kapitalisme kroni. "Ini harus dihentikan karena menimbulkan ketimpangan,  pengangguran, kemiskinan dan sebagainya, " katanya.

Untuk mengatasi persoalan itu maka semua lini harus bergerak dan bebas korupsi dari urusan yang kecil sekalipun.

Caranya harus ada gerakan massif yang melibatkan semua masyarakat. Kampus juga berperan dalam pemberantasan korupsi.

Kalau kampus tak bisa tunjukan budaya bebas korupsi jangan berharap negara bisa bersih dari korupsi. "Di kampus harus bebas dari praktik korupsi mulai dari hal sepele. Misalnya hindari titip absen," katanya.

Abraham Samad yang telah mendeklarasikan sebagai calon presiden (capres) menegaskan jangan berharap negeri ini bebas dari korupsi kalau tidak mulai dari diri sendiri,  keluarga dan lingkungan. 

Pewarta: Sri Muryono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018