Pangkalpinang  (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih mengandalkan sektor penambangan dan pengolahan bijih timah, dalam meningkatkan pendapatan asli daerah itu.

"Saat ini kita tidak mungkin menghentikan sektor penambangan timah, karena berdampak besar terhadap penurunan PAD dan perekonomian masyarakat," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan selama ini kontribusi sektor penambangan dan pengolahan bijih timah mencapai 20 persen dari Rp2,9 triliun PAD yang ditetapkan pemerintah provinsi.

"Jika kita hentikan tambang ini, jelas terjadi penurunan signifikan terhadap penerimaan PAD dan roda ekonomi masyarakat daerah ini," ujarnya.

Menurut Erzaldi saat ini perekonomian masyarakat masih mengandalkan sektor penambangan timah. Ini terbukti, ketika ada perubahan peraturan ekspor timah yang mengakibatkan industri pengolahan bijih timah tidak bisa melakukan ekspor selama tiga bulan berdampak melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah ini.

"Dalam kurun waktu tiga bulan pelaku usaha timah tidak bisa ekspor mengakibatkan pertumbuhan ekonomi turun drastis 2,6 persen dari 5,3 persen," ujarnya.

Untuk itu, sektor penambangan timah masih menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Kita secara bertahap untuk bisa keluar dari tambang timah dengan mengembangkan sektor pariwisata, pertanian, perkebunan dan kelautan. Kalau tambang ini langsung dihentikan bisa berdampak buruk terhadap perekonomian daerah ini," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018