Pangkalpinang  (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengelola mineral ikutan tambang bijih timah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.

"Kami akan kelola mineral ikutan timah seperti thorium, monazit atau logam tanah jarang dan lainnya karena memiliki nilai ekonomi tinggi," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan pengolahan mineral ikutan bijih timah ini bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Jawa Timur, sehingga potensi tambang yang sangat besar di daerah ini terkelola dengan baik dan dapat menekan angka pengangguran dan peningkatkan ekonomi masyarakat.

"Kami sudah telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan ITS untuk mengelola potensi tambang di daerah ini," katanya.

Erzaldi mengatakan potensi tambang sangat besar. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memperlihatkan hampir 40 persen ?berasal eksplorasi tambang dan industri pengolahannya.

"Saat ini pertambangan yang dikelola terbatas pada mineral timah, sedangkan mineral ikutan yang ikut tergali yang ternyata memiliki nilai komersil yang tinggi. Diantaranya Thorium yang merupakan bahan energi hijau yang saat ini sedang dikembangkan di negara maju dan Logam Tanah Jarang ?(monasit) yang menjadi salah satu sumber mineral penting dan bernilai tinggi. Kegunaan monasit dibutuhkan pada bidang industri untuk kapasitor, katoda, elektroda dan industri elektronik," katanya.

Menurut dia logam tanah jarang diolah menjadi baterai lithium-ion telah digunakan sebagai media penyimpan energi listrik portabel karena memiliki densitas energi tinggi dan siklus hidup yang panjang. Bahan yang umum digunakan sebagai katoda pada baterai lithium merupakan lithium cobalt oxide (LiCoO2), tetapi unsur kobalt merupakan logam berat yang berbahaya bagi lingkungan, memiliki harga yang mahal dan bersifat reaktif sehingga mudah terjadi ledakan pada temperatur tinggi

"Saat ini telah dikembangkan baterai lithium-ion dari lithium iron phospate (LiFePO4) sebagai bahan pada katoda yang lebih murah, aman serta ramah lingkungan. Baterai ?lithium iron phospate ini diolah dari bahan logam tanah jarang yang sumbernya sangat melimpah di daerah ini," katanya.

 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018