Moskow (Antaranews Babel) - Pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Eddy Pursubaryanto dengan lakon yang berjudul "The Fall of King Baka" dari cuplikan Mahabarata berhasil menghipnotis pengunjung Festival Indonesia yang digelar untuk ketiga kalinya oleh KBRI Moskow di Lecture Hall, Krasnaya Persnya Park, Moskow Jumat sore.
Festival Indonesia yang digagas oleh Dubes Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi, berlangsung di Krasnaya Persnya Park dari tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang.
Lakon epik Mahabarata dengan iringan grup gamelan Tim "Dadali Gamelan" KBRI Moskow yang seluruh anggota nya warga Rusia dengan mudah dapat dimengerti oleh sekitar 100 penonton dengan adanya penerjemah yang disampaikan dalang ke dalam bahasa Rusia oleh Liza Vedurova.
"Pertunjukan yang luar biasa sepertinya tokoh dalam wayang kulit itu terasa hidup," ujar Fridman mahasiswa dari Institute kesenian VGIK kepada Antara London usai pertunjukan yang tidak kurang dari satu jam itu.
Berbagai pujian dan pertanyaan disampaikan penonton usai pertunjukan pagelaran berakhir dan bahkan mereka bisa merasakan dan melihat langsung wayang yang dimainkan. ¿Banyak diantaranya merasa takjub dengan bentuk wayang yang terbuat dari kulit itu,¿ ujar dalang Eddy Pursubaryanto kepada Antara London.
Berbagai pertanyaan disampaikan penonton termasuk bagaimana cara belajar mendalang dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa mahir membawakan pagelaran wayang kulit. Bahkan seorang menonton bertanya adanya bahasa sanskerta yang diucapkan saat mendalang. Ada juga yang bertanya mengenai busana yang dikenakan serta keris apakah juga harus dipasang.
Menurut dosen di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, wayang selain mempunyai filsafat dan membawa misi tetapi juga menjadi penghibur.
Lakon The Fall of King Baka yang menceritakan perjalanan dan konflik antara dua keluarga besar yaitu Pandawa dan Kurawa, merupakan bagian episode ketika para Pandawa dan Dewi Kunthi - ibu dari Pandawa sedang menjalani hukuman pembuangan di hutan Kamiaka selama 12 tahun.
Pementasan wayang digelar setiap hari selama pelaksanaan Festival Indonesia yang dibuka secara resmi Jumat siang oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapenas Bambang Brodjonegoro juga dihadiri Deputi Departemen ekonomi eksternal dan kerjasama internasional pemerintah kota Moskow, Ilya Kuzmin dan para undangan serta dubes negara sahabat.
Gamelan "Dadali Gamelan," mengiringi pementasan wayang dengan music director Tri Koyo dengan musisi Ekaterina Makanina, Ekaterina Kamilova, Elizaveta Moskiva, Nikita Sardyuk, Anna Mamedova, Lyubov Ponomarenko, Julia Eyzhaya, Vladimir Fomenko, Ekaterina Medikova, Anna Dyurina dengan tangkas memainkan gamelan mengiringi perrunjukan yang mendapat applaus dari penonton memenuhi tenda yang disulap menjadi gedung theatre.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Festival Indonesia yang digagas oleh Dubes Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi, berlangsung di Krasnaya Persnya Park dari tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang.
Lakon epik Mahabarata dengan iringan grup gamelan Tim "Dadali Gamelan" KBRI Moskow yang seluruh anggota nya warga Rusia dengan mudah dapat dimengerti oleh sekitar 100 penonton dengan adanya penerjemah yang disampaikan dalang ke dalam bahasa Rusia oleh Liza Vedurova.
"Pertunjukan yang luar biasa sepertinya tokoh dalam wayang kulit itu terasa hidup," ujar Fridman mahasiswa dari Institute kesenian VGIK kepada Antara London usai pertunjukan yang tidak kurang dari satu jam itu.
Berbagai pujian dan pertanyaan disampaikan penonton usai pertunjukan pagelaran berakhir dan bahkan mereka bisa merasakan dan melihat langsung wayang yang dimainkan. ¿Banyak diantaranya merasa takjub dengan bentuk wayang yang terbuat dari kulit itu,¿ ujar dalang Eddy Pursubaryanto kepada Antara London.
Berbagai pertanyaan disampaikan penonton termasuk bagaimana cara belajar mendalang dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa mahir membawakan pagelaran wayang kulit. Bahkan seorang menonton bertanya adanya bahasa sanskerta yang diucapkan saat mendalang. Ada juga yang bertanya mengenai busana yang dikenakan serta keris apakah juga harus dipasang.
Menurut dosen di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, wayang selain mempunyai filsafat dan membawa misi tetapi juga menjadi penghibur.
Lakon The Fall of King Baka yang menceritakan perjalanan dan konflik antara dua keluarga besar yaitu Pandawa dan Kurawa, merupakan bagian episode ketika para Pandawa dan Dewi Kunthi - ibu dari Pandawa sedang menjalani hukuman pembuangan di hutan Kamiaka selama 12 tahun.
Pementasan wayang digelar setiap hari selama pelaksanaan Festival Indonesia yang dibuka secara resmi Jumat siang oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapenas Bambang Brodjonegoro juga dihadiri Deputi Departemen ekonomi eksternal dan kerjasama internasional pemerintah kota Moskow, Ilya Kuzmin dan para undangan serta dubes negara sahabat.
Gamelan "Dadali Gamelan," mengiringi pementasan wayang dengan music director Tri Koyo dengan musisi Ekaterina Makanina, Ekaterina Kamilova, Elizaveta Moskiva, Nikita Sardyuk, Anna Mamedova, Lyubov Ponomarenko, Julia Eyzhaya, Vladimir Fomenko, Ekaterina Medikova, Anna Dyurina dengan tangkas memainkan gamelan mengiringi perrunjukan yang mendapat applaus dari penonton memenuhi tenda yang disulap menjadi gedung theatre.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018