Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menilai capaian program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Babel masih rendah, karena belum optimalnya penggunaam kontrasepsi dan masih rendahnya persoalan usia kawin.

"Pada semester pertama 2018 ini capaian program KKBPK kita masih rendah dari target 50 persen, baru tercapai 33,27 persen atau 14.436 akseptor dari Penyuluhan Permintaan Masyarakat (PPM) 2018 sebesar 38.731 akseptor," kata Kepala BKKBN Babel, Etna Estelita dalam kegiatan telaah/review program KKBPK Babel 2018, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, capaian program KKBPK masih rendah dan belum memuaskan, khususnya dari pelayanan KB di daerah. Oleh karena itu BKKBN Babel menggelar pertemuan telaah (review) Program KKBPK Babel sebagai upaya mengakselerasikan pencapaian sasaran program KKBPK di 2018.

Tercatat pemakaian KB peserta baru di Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) baru 2.362 orang atau 16,63 persen. Sedangkan untuk Non MKJP sebanyak 12.071 orang atau 83,64 persen.

"Pemakaian KB Non MKJP juga masih tinggi dibandingkan dengan MKJP dan ini dibebankan kepada perempuan saja sehingga berdampak terhadap capaian program," ujarnya.

Selain itu, persoalan usia kawin juga turut menjadi perhatian. BKKBN Babel masih menemukan usia kawin yang rendah, yaitu 18-19 tahun. Sedangkan ideal usia kawin wanita adalah 21 tahun dan laki-laki usia 25 tahun, karena diimbangi fisik, mental psikologis dan ekonomi.

"Kita akan berupaya bersinergi dengan semua mitra terkait, karena program kependdudukan juga fokus pada advokasi dan ?komunikasi informasi edukasi (KIE)," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018