Jakarta (Antaranews Babel) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memberikan penghargaan kepada para transmigran teladan dan pembina permukiman transmigran teladan.
"Saya senang tadi kami memberikan penghargaan terhadap transmigran teladan dan pembina teladan, kita bisa lihat bahwa transmigran teladan yang lima tahun lalu masih hidup miskin di Pulau Jawa sekarang bisa hidup di daerah transmigran dengan penghasilan Rp600 juta per tahun," ujar Eko dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan tidak semua transmigran bisa sukses seperti para teladan tersebut, tetapi sekarang dengan adanya era teknologi bisa dibuatkan video kisah, tantangan para transmigran, hingga mereka menjadi sukses, supaya menjadi inspirasi transmigran-transmigran yang lain.
Penghargaan tersebut untuk memberikan apresiasi atas perjuangan para transmigran dan pembina transmigran atas pengabdiannya untuk negara. Selain itu, katanya, untuk memberikan motivasi kepada transmigran atau calon transmigran lainnya agar mengikuti jejak mereka.
Menteri Eko menjelaskan bahwa model transmigrasi sekarang sudah berubah. Kalau pada masa lalu hanya berfokus pada penyiapan lahan dan perumahan, sekarang berkembang menjadi penyiapan pascapanen dan menautkannya dengan dunia usaha untuk membuat sarana pascapanen di daerah-daerah transmigrasi.
"Sudah terjadi penandatanganan 43 badan usaha, terjadi kesepakatan investasi pascapanen di daerah transmigrasi yang nilainya mencapai Rp16 triliun, jadi itu akan memberikan nilai tambah kepada transmigran, dan membuat risikonya lebih kecil dan lebih mudah mengembangkan usahanya masing-masing," tambah dia.
Ia berpesan kepada para transmigran untuk tidak menyerah karena membangun daerah transmigrasi itu memang tidak mudah dan perlu komitmen serta perjuangan.
Ia menyebutkan tentang sejumlah bukti sukses pembangunan transmigrasi, antara lain menciptakan 1.200 desa definitif, 400 kecamatan, 120 kabupaten, dan dua ibu kota provinsi.
Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi M. Nurdin mengatakan apa yang telah diberikan kepada negara, negara harus memberikan apresiasi.
"Mereka bisa memberikan motivasi kepada daerah-daerah lain supaya bisa diambil pelajaran sehingga mereka mampu melawan tantangan lokasinya dengan usaha maksimal. Daerah lain akan belajar lebih banyak dan `sharing` hasilnya, buat vlognya, bukunya, biar menginspirasi sehingga mereka bisa mengembangkan lagi di aspek-aspek yang lain," katanya.
Transmigran teladan dan pembina permukiman transmigrasi itu berasal dari 18 provinsi daerah tujuan yang berpredikat teladan tingkat provinsi dari 23.490 keluarga transmigran di 154 unit permukiman transmigrasi di 105 kabupaten.
Untuk kategori pembina transmigran, juara 1 Sofyan Darise, Sigi, juara 2 Melki Mboe, Rote Ndao NTT, juara 3 Zulkarnain, Musi Banyuasin, juara harapan 1 Mulyadi, Muna, juara harapan 2 Pebrianto dari Barito Timur, dan juara harapan 3 Kadir.
Kategori transmigran teladan, juara 1 Solikin, Buru Timur Sulsel, juara 2 Jopy Henukh, Rote Ndao, NTT, juara 3 Ramang, Mamuju, juara harapan 1 Agus Prasetyo Wibowo, Minahasa Selatan, juara harapan 2 Ismadi dari Bengkulu, juara harapan 3 Heri Gabze dari Merauke, Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Saya senang tadi kami memberikan penghargaan terhadap transmigran teladan dan pembina teladan, kita bisa lihat bahwa transmigran teladan yang lima tahun lalu masih hidup miskin di Pulau Jawa sekarang bisa hidup di daerah transmigran dengan penghasilan Rp600 juta per tahun," ujar Eko dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan tidak semua transmigran bisa sukses seperti para teladan tersebut, tetapi sekarang dengan adanya era teknologi bisa dibuatkan video kisah, tantangan para transmigran, hingga mereka menjadi sukses, supaya menjadi inspirasi transmigran-transmigran yang lain.
Penghargaan tersebut untuk memberikan apresiasi atas perjuangan para transmigran dan pembina transmigran atas pengabdiannya untuk negara. Selain itu, katanya, untuk memberikan motivasi kepada transmigran atau calon transmigran lainnya agar mengikuti jejak mereka.
Menteri Eko menjelaskan bahwa model transmigrasi sekarang sudah berubah. Kalau pada masa lalu hanya berfokus pada penyiapan lahan dan perumahan, sekarang berkembang menjadi penyiapan pascapanen dan menautkannya dengan dunia usaha untuk membuat sarana pascapanen di daerah-daerah transmigrasi.
"Sudah terjadi penandatanganan 43 badan usaha, terjadi kesepakatan investasi pascapanen di daerah transmigrasi yang nilainya mencapai Rp16 triliun, jadi itu akan memberikan nilai tambah kepada transmigran, dan membuat risikonya lebih kecil dan lebih mudah mengembangkan usahanya masing-masing," tambah dia.
Ia berpesan kepada para transmigran untuk tidak menyerah karena membangun daerah transmigrasi itu memang tidak mudah dan perlu komitmen serta perjuangan.
Ia menyebutkan tentang sejumlah bukti sukses pembangunan transmigrasi, antara lain menciptakan 1.200 desa definitif, 400 kecamatan, 120 kabupaten, dan dua ibu kota provinsi.
Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi M. Nurdin mengatakan apa yang telah diberikan kepada negara, negara harus memberikan apresiasi.
"Mereka bisa memberikan motivasi kepada daerah-daerah lain supaya bisa diambil pelajaran sehingga mereka mampu melawan tantangan lokasinya dengan usaha maksimal. Daerah lain akan belajar lebih banyak dan `sharing` hasilnya, buat vlognya, bukunya, biar menginspirasi sehingga mereka bisa mengembangkan lagi di aspek-aspek yang lain," katanya.
Transmigran teladan dan pembina permukiman transmigrasi itu berasal dari 18 provinsi daerah tujuan yang berpredikat teladan tingkat provinsi dari 23.490 keluarga transmigran di 154 unit permukiman transmigrasi di 105 kabupaten.
Untuk kategori pembina transmigran, juara 1 Sofyan Darise, Sigi, juara 2 Melki Mboe, Rote Ndao NTT, juara 3 Zulkarnain, Musi Banyuasin, juara harapan 1 Mulyadi, Muna, juara harapan 2 Pebrianto dari Barito Timur, dan juara harapan 3 Kadir.
Kategori transmigran teladan, juara 1 Solikin, Buru Timur Sulsel, juara 2 Jopy Henukh, Rote Ndao, NTT, juara 3 Ramang, Mamuju, juara harapan 1 Agus Prasetyo Wibowo, Minahasa Selatan, juara harapan 2 Ismadi dari Bengkulu, juara harapan 3 Heri Gabze dari Merauke, Papua
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018