Jakarta (Antaranews Babel) - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan peringatan 17 Agustus menjadi bahan introspeksi untuk berbuat lebih baik demi kepentingan bangsa dan negara.

"Seberapa banyak kita sudah bisa berbuat untuk kepentinan bangsa dan negara. Kenapa kita perlu introspeksi? Kita berharap ke depan kita bisa berbuat lebih baik lagi dan lebih banyak lagi," kata Novel usai mengikuti upacara peringatan 17 Agustus di Gedung KPK, Jakarta, Jumat.

Kata dia, peringatan 17 Agustus itu tidak sekadar euforia.

"Bukan hal itu yang menjadi atensi pentingnya tetapi bagaimana kita bisa memahami, bisa melihat potensi kita, bisa berbuat sebaik mungkin, sebanyak mungkin untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Novel.

Terkait pelaku penyerangan dirinya yang belum terungkap sampai saat ini, Novel pun menyatakan prihatin.

"Itu dalam banyak kesempatan saya menyampaikan bahwa saya sangat prihatan kenapa kok seperti ini tidak diungkap dan tentunya saya berharap tidak sekadar itu saja, serangan kepada orang-orang KPK bukan cuma saya dan bahkan tidak diungkap juga," tuturnya.

Ia pun meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta  terkait dengan penyerangan dirinya tersebut.

"Agar itu bisa menjadi perlindungan terbaik bagi pegawai KPK atau juga bagi orang-orang yang berjuang dengan pemberantasan korupsi agar penyerangan-penyerangan itu tidak lagi terjadi di kemudian hari," ungkap Novel.

Novel kembali bekerja sebagai penyidik KPK pada Jumat (27/7), setelah menjalani serangkaian perawatan dalam dan luar negeri karena matanya rusak akibat siraman air keras dari dua pengendara sepeda motor pada 11 April 2017.

Novel kembali ke Indonesia pada 22 Februari 2018 dari Singapura, tempat dia menjalani pengobatan selama lebih dari 10 bulan.

Kedua matanya rusak setelah dua orang pengendara motor menyiramkan air keras ke wajahnya ketika dia berjalan pulang seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan, dekat rumahnya.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018