Muntok  (Antaranews Babel) - Wakil Bupati Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Beliung, Markus mengatakan sembahyang rebut bisa dijadikan sebagai ajang silaturahim dan memupuk semangat saling menghormati antarwarga di daerah itu.

"Sembahyang rebut merupakan adat warga keturunan Tionghoa yang masih dijaga kelestariannya hingga sekarang, perkembangannya banyak warga lokal yang ikut terlibat, ini cukup bagus untuk terus dikembangkan," kata Wakil Bupati Markus di sela acara sembahyang rebut yang digelar di Kelenteng Jampan, Parittiga, Minggu.

Menurut dia, kebersamaan dan saling menghormati antarwarga merupakan salah satu modal dasar yang bagus untuk menggerakkan roda pembangunan di daerah itu.

"Kami berharap kebersamaan seluruh warga terus terjaga dan acara sembahyang rebut di Kelenteng Jampan, Parittiga tetap dilestarikan dan dikembangkan," katanya.

Menurut dia, terpeliharanya budaya warisan leluhur akan cukup membantu upaya pemerintah dalam mendorong bergeraknya roda ekonomi berbasis pariwisata.

Sembahyang rebut yang digelar untuk mengenang arwah para leluhur merupakan tradisi warga keturunan Tionghoa yang dilaksanakan rutin bisa dijadikan salah satu objek menarik wisatawan.

"Harapannya kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan sehingga bisa dipertahankan, dikembangkan dan ditingkatkan guna mendukung kepariwisataan di Bangka Barat," katanya.

Menurut dia, kelestarian aset tersebut diharapkan mampu menambah khasanah budaya lokal dan mendukung pariwisata sejarah dan budaya yang dikembangkan di daerah itu.

Ia berpesan agar masyarakat setempat selalu menjaga ketentraman dan kebersamaan, dan sebagai warga Indonesia yang baik maka harus paham dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

"Melalui keragaman budaya yang ada di Bangka Barat, jika digeluti secara sungguh-sungguh kami optimistis ke depan ekonomi berbasis pariwisata akan terus berkembang," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018