Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan meluncurkan perpustakaan sejarah penambangan bijih timah dan perjuangan bangsa Indonesia, guna meningkatkan minat baca  masyarakat di daerah itu.

"Saat ini bangunan perpustakaan sudah tuntas dan siap diluncurkan untuk dikunjungi pelajar, wisatawan dalam maupun luar negeri," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan dalam meningkatkan kunjungan dan minat baca masyarakat, Museum Timah Indonesia akan mempersiapkan sekitar 3.000 buku sejarah penambangan bijih timah, sejarah tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang diasingkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, misalnya buku sejarah pengasingan Bung Soekarno, Hatta, Agus Salim, Mohammad Roem, Ali Satromijoyo dan pejuang kemerdekaan lainnya yang diasingkan di Pesanggrahan Menumbing Pulau Bangka.

Menurut dia pembangunan perpustakaan sejarah ini masih berada di kawasan Museum Timah Indonesia, dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan dan pengetahuan sejarah masyarakat.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini perpustakaan ini sudah diluncurkan, sehingga dapat bermanfaat untuk generasi muda mengenal perjalanan dan perjuangan bangsa ini," katanya.

Ia mengatakan Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.

Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung berjerah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).

"Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Belanda pada Republik Indonesia pada 1949," kata Taufik.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018