Jakarta (Antaranews Babel) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tulus menyampaikan permintaan maaf terkait ucapan "tampang Boyolali" yang disampaikan di hadapan masyarakat Boyolali.
"Apa yang dilakukan Prabowo menyampaikan maaf adalah sesuatu yang tulus," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Muzani mengatakan pernyataan Prabowo terkait "tampang Boyolali" ingin menggambarkan bagaimana perkembangan pembangunan hotel yang semakin pesat namun tidak dimiliki dan dinikmati masyarakat.
Pernyataan itu sebagai bentuk penguatan dari kondisi tersebut yang disampaikan dengan gaya pidatonya bahwa "apakah kalian pernah tinggal di hotel itu ataupun tidak?".
"Itu pengandaian bahwa ada keterasingan antara kemajuan hotel dan gedung-gedung tinggi dengan tingkat kemiskinan. Jadi maksudnya bahwa kemajuan tidak boleh mengasingkan dari masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat harus menjadi bagian dari kemajuan dan kalau bisa menjadi bagian dari kepemilikan sehingga tidak ada maksud melecehkan dan merendahkan.
Karena itu, dia menyatakan, tidak mungkin Prabowo jauh-jauh datang ke Boyolali untuk merendahkan masyarakat.
"Kalau bagian itu yang dipotong dalam kampanye terus diviralkan seolah-olah merendahkan masyarakat Boyolali, ya itu bagian dari kampanye untuk mengalihkan perhatian Prabowo terhadap memberdayakan masyarakat dengan sebuah isu yang dipelintir," katanya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya terkait "tampang Boyolali" yang terlontarkannya dalam pidato kampanyenya di Boyolali, Jawa Tengah.
Permintaan maaf ini disampaikannya dalam sebuah buah video berdurasi 2.44 menit.
Pada awal video, Prabowo menyatakan alasannya telah melontarkan candaan yang membuat publik bereaksi dan maksudnya tidak negatif. Karena itu di akhir video tersebut Prabowo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.
"Maksud saya tidak negatif tapi kalau tersinggung, ya saya minta maaf. Maksud saya tidak seperti itu," ujar Prabowo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Apa yang dilakukan Prabowo menyampaikan maaf adalah sesuatu yang tulus," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Muzani mengatakan pernyataan Prabowo terkait "tampang Boyolali" ingin menggambarkan bagaimana perkembangan pembangunan hotel yang semakin pesat namun tidak dimiliki dan dinikmati masyarakat.
Pernyataan itu sebagai bentuk penguatan dari kondisi tersebut yang disampaikan dengan gaya pidatonya bahwa "apakah kalian pernah tinggal di hotel itu ataupun tidak?".
"Itu pengandaian bahwa ada keterasingan antara kemajuan hotel dan gedung-gedung tinggi dengan tingkat kemiskinan. Jadi maksudnya bahwa kemajuan tidak boleh mengasingkan dari masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat harus menjadi bagian dari kemajuan dan kalau bisa menjadi bagian dari kepemilikan sehingga tidak ada maksud melecehkan dan merendahkan.
Karena itu, dia menyatakan, tidak mungkin Prabowo jauh-jauh datang ke Boyolali untuk merendahkan masyarakat.
"Kalau bagian itu yang dipotong dalam kampanye terus diviralkan seolah-olah merendahkan masyarakat Boyolali, ya itu bagian dari kampanye untuk mengalihkan perhatian Prabowo terhadap memberdayakan masyarakat dengan sebuah isu yang dipelintir," katanya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya terkait "tampang Boyolali" yang terlontarkannya dalam pidato kampanyenya di Boyolali, Jawa Tengah.
Permintaan maaf ini disampaikannya dalam sebuah buah video berdurasi 2.44 menit.
Pada awal video, Prabowo menyatakan alasannya telah melontarkan candaan yang membuat publik bereaksi dan maksudnya tidak negatif. Karena itu di akhir video tersebut Prabowo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.
"Maksud saya tidak negatif tapi kalau tersinggung, ya saya minta maaf. Maksud saya tidak seperti itu," ujar Prabowo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018