Singapura (Antaranews Babel) - Presiden Joko Widodo dalam KTT RCEP Ke-2 menyebutkan empat kata kunci yang dapat menjadi pedoman negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) salah satunya fleksibilitas.
   
"Presiden tekankan ada 4 kata kunci dan bisa jadi pedoman untuk negosiasi berikutnya. Pertama adalah fleksibilitas untuk mencapai konvergensi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers di Suntec Convention Centre, Singapura pada Rabu.
   
Hal kedua yakni rekalibrasi ambisi untuk mengakomodir beberapa sensitifitas.
   
Sementara itu hal ketiga yakni disiplin dalam menentukan target serta keempat kerja sama yang konkret dan sikap konstruktif.
   
Menurut Retno, dalam RCEP Indonesia memegang peran yang sangat penting yang bertindak sebagai koordinator negosiasi.
   
"Intinya presiden menekankan kembali pentingnya memberikan mandat kepada para negosiator kita agar perundingan dapat segera tahun depan diselsaikan," ujar Menlu.
   
Presiden pun menyampaikan progres RCEP hingga saat ini cukup bagus. "Presiden mengatakan bahwa kita ini sudah berada di 'point of no return'. Jadi kita bangun RCEP atau capain yang sudah ada untuk meneruskan negosiasi," ujar Menlu.
   
Kepala Negara berharap para pemimpin negara anggota ASEAN memberikan komitmen sehingga negosiasi RCEP dapat diselesaikan pada 2019.
   
"Beberapa ekonomi dunia mengalami pertumbuhan negatif. Ketegangan perdagangan antara dua ekonomi besar mulai menimbulkan dampak pada negara lain dan semakin banyak negara menempuh langkah pengamanan perdagangan seperti anti-dumping duties, countervailing duties, dan safeguard. Keadaan ini menegaskan pentingnya perundingan RCEP untuk diselesaikan segera," ujar Presiden Jokowi.
   
Hingga saat ini, Indonesia bersama dengan negara-negara anggota ASEAN dan negara mitra lain membahas 8 bab dari 21 bab perjanjian RCEP.
   
Secara garis besar, kedelapan bab perjanjian tersebut telah dicapai kata sepakat di antara negara-negara peserta.

Pewarta: Bayu Prasetyo

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018