Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Museum Timah Indonesia di Muntok Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memamerkan sejarah peleburan timah di Pulau Bangka pada abad ke-10. Sejarah pertimahan di bangunan museum yang kental khas arsitektur Eropa menjabarkan dengan detail proses peleburan bijih timah di PT Timah dan beberapa sampel timah olahan siap jual.
     
Di ruang galeri geologi dan eksplorasi serta galeri tambang darat dan laut tersebut dipamerkan peta pertambangan timah di dunia dan Indonesia, alat untuk mengukur kandungan timah, alat pemetaan wilayah, jenis-jenis timah mentah, dan alat eksploitasi timah.
     
Hanya ada dua provinsi di Indonesia yang memiliki kandungan timah besar yakni Karimun dan Kundur Provinsi Kepulauan Riau serta Pulau Bangka dan Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di Galeri Peleburan Timah dijelaskan sejarah peleburan logam dari masa ke masa. Peleburan timah pertama di dunia terjadi di Turki pada tahun 1.500 SM ketika seseorang mencampurkan tembaga dan timah menjadi perunggu.

Dalam Galeri Sarana Prasarana memamerkan foto-foto lama kota Muntok tempo doeloe, termasuk peta kota tua Muntok. Galeri Bung Karno menampilkan foto ketika Bung Karno dan kawan-kawan diasingkan ke Muntok. Termasuk miniatur Wisma Ranggam dan Wisma Menumbing, gedung tempat tokoh-tokoh diasingkan di Muntok.

"Selama ini PT Timah sangat menghargai sejarah dengan baik. Museum ini tak hanya bercerita tentang timah semata, tetapi juga sejarah dan budaya Indonesia khususnya di Bangka. Tak hanya tampilan yang bagus dan detail, kilasan sejarah diceritakan sangat detail dan runtut," kata saksi hidup yang memperjuangkan keberadaan museum timah di Pulau Bangka, Tedjo Sujitno di Pangkalpinang, Selasa.

Tedjo Sujitno juga merupakan penulis buku "Sejarah Timah" mengatakan selain di Muntok, saat ini Pulau Bangka memiliki museum lain di Pangkalpinang. Meski namanya sama-sama Museum Timah Indonesia, namun ada perbedaan besar diantara keduanya.
    
"Museum di Muntok terdapat galeri peleburan timah yang luasnya separo dari keseluruhan bangunan museum. Sedangkan museum yang di Pangkalpinang sebagai information center-nya," ujarnya.

Pria berusia 82 tahun ini menyatakan kepeduliannya akan sejarah mendorongnya untuk menulis buku sejarah timah hingga dicetak beberapa kali edisi, termasuk memperjuangkan keberadaan museum di Pulau Bangka.

"Latarbelakang saya bukan sejarawan, bukan pula penulis. Tapi karena belum ada yang menulis sejarah timah Indonesia, maka saya melakukannya. Terkait museum, saya harap ke depannya selain di Muntok dan Pangkalpinang, akan ada juga di area Bangka yang lain," katanya.

Sejarah tentang timah, kata Tedjo, perlu diketahui oleh masyarakat luas, terutama masyarakat Bangka.  

"Kalau mengaku cinta Bangka, ya cintai juga sejarahnya," tegasnya.

Museum Timah Indonesia Muntok

Museum Timah Indonesia Muntok dibuka untuk umum sejak 7 November 2013. Bangunan museum ini kental khas arsitektur Eropa yang merupakan warisan sejarah dan dibuat pada zaman kolonial Belanda.

Bangunan yang dulunya berfungsi sebagai kantor divisi pertimahan Belanda, sempat diambil alih oleh tentara Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan setinggi tiga lantai ini sempat terabaikan. Beberapa bagian bangunan bahkan ada yang lapuk dan runtuh.

Setelah dilakukan upaya konservasi oleh PT Timah Tbk., hingga akhirnya kini Museum Timah Muntok kembali berdiri megah dan terbuka untuk masyarakat umum. Di dalam museum yang dilapisi cat warna putih itu, bisa ditemukan berbagai replika alat-alat pertambangan timah, alat tenun, atribut prajurit masa perang dunia kedua, serta disediakannya tayangan audio visual terkait peristiwa-peristiwa bersejarah.

Terdapat total sembilan galeri di museum ini. Galeri pertama menyajikan sejarah Bangka dan Muntok. Galeri kedua menerangkan tentang sosial budaya Muntok. Galeri ketiga tentang sejarah Perang Dunia II di Muntok.

Galeri keempat menceritakan sejarah pengasingan Bung Karno di Muntok. Galeri kelima berisikan seputar geologi dan eksplorasi. Galeri keenam dan ketujuh menginformasikan tentang sejarah pengetahuan penambangan darat dan laut. Galeri kedelapan berisi pengetahuan peleburan timah, dan terakhir atau galeri kesembilan yaitu sarana dan prasarana kreasi anak zaman.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019