Jakarta (Antaranews Babel) - Mantan Wakil Presiden, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno menghadiri acara Simposium yang bertajuk "Kembali Ke Jati Diri TNI" yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Simposium yang dibuka secara langsung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Gedung A H Nasution Kemhan, Jakarta, Kamis, itu bertujuan sebagai tempat untuk berbagi pandangan, pengalaman dan diskusi antara para sesepuh TNI dengan jajaran Kementerian Pertahanan dan TNI.
Sesepuh TNI yang hadir menyampaikan pandangannya selain Try Sutrisno, yakni Jenderal TNI (Purn) Widjoyo Soejono, Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryoprojo, Letjen TNI (Purn) Toni Hartono dan Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI (Purn) Rais Abin.
Acara itu juga dihadiri oleh Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, beberapa Perwaklian Pati TNI dan para pejabat dilingkungan Kemhan.
Hadir juga dalam Simposium ini Ketua Umum PEPABRI Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Ketua Umum PPAD Letjen TNI Kiki Syahnakri, Ketua Umum PPAL Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi dan Ketua Umum PPAU Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto yang dalam kesempatan tersebut menyampaikan pandangannya terkait tema simposium.
Kepala Pusat Komunikasi dan Publik Kemhan, Brigjen TNI Totok Sugiharto dalam siaran persnya, mengatakan, sejarah terbentuknya TNI sangat berbeda dengan sejarah tentara di negara-negara lain, karena TNI lahir bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sehingga dari awal berdirinya TNI sudah jelas bahwa TNI adalah bagian integral dari rakyat dan kekuatan TNI adalah seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat apapun latar belakangnya.
Menyikapi kondisi saat ini baik di internal maupun eksternal TNI yang mengalami berbagai dinamika permasalahan, maka berbagai pernyataan dari pendiri dan pandangan dari para Sesepuh TNI terkait dengan konsep “Kembali Ke Jati Diri TNI” diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran kritis kepada generasi penerus TNI untuk direnungkan dan dikaji secara holistik dan kompehensif.
"Hal ini agar TNI tetap menjadi alat negara yang memegang teguh jati dirinya dan memiliki tugas pokok sebagai penjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara Indonesia," kata Totok.
Hingga saat ini, simposium yang digelar secara tertutup dari kalangan media masih berlangsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Simposium yang dibuka secara langsung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Gedung A H Nasution Kemhan, Jakarta, Kamis, itu bertujuan sebagai tempat untuk berbagi pandangan, pengalaman dan diskusi antara para sesepuh TNI dengan jajaran Kementerian Pertahanan dan TNI.
Sesepuh TNI yang hadir menyampaikan pandangannya selain Try Sutrisno, yakni Jenderal TNI (Purn) Widjoyo Soejono, Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryoprojo, Letjen TNI (Purn) Toni Hartono dan Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI (Purn) Rais Abin.
Acara itu juga dihadiri oleh Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, beberapa Perwaklian Pati TNI dan para pejabat dilingkungan Kemhan.
Hadir juga dalam Simposium ini Ketua Umum PEPABRI Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Ketua Umum PPAD Letjen TNI Kiki Syahnakri, Ketua Umum PPAL Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi dan Ketua Umum PPAU Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto yang dalam kesempatan tersebut menyampaikan pandangannya terkait tema simposium.
Kepala Pusat Komunikasi dan Publik Kemhan, Brigjen TNI Totok Sugiharto dalam siaran persnya, mengatakan, sejarah terbentuknya TNI sangat berbeda dengan sejarah tentara di negara-negara lain, karena TNI lahir bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sehingga dari awal berdirinya TNI sudah jelas bahwa TNI adalah bagian integral dari rakyat dan kekuatan TNI adalah seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat apapun latar belakangnya.
Menyikapi kondisi saat ini baik di internal maupun eksternal TNI yang mengalami berbagai dinamika permasalahan, maka berbagai pernyataan dari pendiri dan pandangan dari para Sesepuh TNI terkait dengan konsep “Kembali Ke Jati Diri TNI” diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran kritis kepada generasi penerus TNI untuk direnungkan dan dikaji secara holistik dan kompehensif.
"Hal ini agar TNI tetap menjadi alat negara yang memegang teguh jati dirinya dan memiliki tugas pokok sebagai penjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara Indonesia," kata Totok.
Hingga saat ini, simposium yang digelar secara tertutup dari kalangan media masih berlangsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019