Hampir genap setengah tahun sudah pemerintah menobatkan gelar pahlawan nasional terhadap sosok Depati Amir.  Jalan panjang nan berliku telah terlewati hingga kini masyarakat Bangka Belitung pun memiliki seorang pahlawan nasional yang bisa dibanggakan.

Proses penobatan gelar pahlawan pada Depati Amir, tidaklah mudah. Di tengah perjalanannya kerap menemui hambatan. Perjuangan yang sedari 2004 sudah dimulai itupun membuahkan hasil yang manis. Pada November 2018 gelar pahlawan berhasil disematkan.

’’Salah satu pihak yang memiliki peran besar dalam penobatan gelar pahlawan ini adalah PT Timah Tbk. Sungguh, jika mengingat bagaimana perjuangan PT Timah dalam konteks ini, saya ingin menangis,’’ ujar Ali Usman, seorang Pemerhati Sosial dan Budaya Provinsi Bangka Belitung yang juga ikut dalam Tim Pengkaji Peneliti Gelar Daerah (TP2GD), di Pangkalpinang, beberapa waktu lalu.

Ali menceritakan, Dirut PT Timah Tbk. Mochtar Riza Pahlevi yang ketika itu didapuk sebagai Ketua TP2GD, merupakan sosok yang sangat konsisten dalam memegang komitmen. Hampir seluruh rintangan yang menghadang, mampu diselesaikannya.

’’Banyak sekali upaya yang sudah dilakukan oleh PT Timah dalam proses penetapan Depati Amir sebagai pahlawan nasional. Membayangkannya saja saya merinding. Saya pribadi sangat berterima kasih akan peran serta PT Timah di sini,’’ ucapnya lagi.

Hal senada pernah disampaikan juga oleh Sekretaris TP2GD Akhmad Elvian. Menurutnya, PT Timah sudah memberikan support dan sumbangsih besar sehingga pengusulan Depati Amir sebagai pahlawan nasional, diresmikan.

’’Peran PT Timah sangat besar dalam membantu perjuangan penetapan Depati Amir sebagai pahlawan nasional. Terutama dalam pelaksanaan seminar nasional ke-3 melalui program CSR, dan seminar ke-4 melalui Ikatan Karyawan Timah (IKT). Dalam seminar itu kami mengundang tujuh pakar,’’ ujarnya.

Tak heran jika Elvian sangat bersyukur atas keberhasilan ini, karena pengusulan gelar pahlawan tersebut sudah dilakukan sejak 15 tahun yang lalu.

’’Kita memulai pengusulan Depati Amir sebagai Pahlawan Nasional sejak 2004, lalu 2007, dan terakhir kita usulkan pada 2018,’’ kata Elvian.

Selama pengusulan tersebut, lanjutnya, berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari melakukan penelitian dan kajian, termasuk menggelar seminar nasional sebanyak empat kali. Selain di Bangka, penelitian jejak sejarah Depati Amir juga dilakukan di Kupang.

’’Di Kupanglah beliau diasingkan hingga meninggal dunia pada 28 September 1869. Jasadnya dimakamkan di pemakaman muslim Batu Kadera, Desa Air Mata, Kupang,’’ ujarnya menjelaskan.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019