Tanjungpandan, Belitung (ANTARA) - Sebanyak 26 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam dua bulan terakhir ini.
"Mereka (pasien) sebagian ada yang masih menjalani rawat inap dan ada yang sudah diperbolehkan pulang ke rumah," kata Direktur RSUD Marsidi Judono Belitung, dr Hendra di Tanjung Pandan, Senin.
Menurut dia, jumlah pasien penderita DBD di daerah itu dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan yang cukup siginifikan, didominasi oleh anak-anak berusia tiga sampai lima tahun.
Pihaknya sejauh ini juga mencatat ada sebanyak dua korban meninggal dunia akibat demam yang disebabkan oleh gigitan nyamuk "aedes aegypti" tersebut.
"Rata-rata usia mereka masih anak-anak dan mereka datang ke RSUD dalam kondisi yang sudah "Dengue Shock Syndrome" (DSS) dan kondisi trombositnya sudah menurun," ujarnya.
Ia menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang menyebabkan pendarahan pada organ-organ vital di dalam tubuh dan menjalar ke bagian lainnya, sehingga melemahkan imunitas tubuh.
"Penyakit DBD ini punya pola misalnya panas tinggi kemudian tiba-tiba turun mungkin ada yang menganggap sudah sembuh padahal itu adalah periode "shock"," ujarnya.
Ia mengajak kepada para orang tua untuk mengenali gejala penyakit demam berdarah tersebut, sehingga tidak mengalami keterlambatan dalam penanganan dan berakibat fatal.
"Rata-rata adalah disebabkan faktor ketidaktahuan karena DBD ini penyakit yang memiliki pola dan biasanya masa kritis terjadi pada hari kelima demam," katanya.
26 pasien DBD jalani perawatan di RSUD Marsudi Belitung
Senin, 18 November 2019 18:23 WIB