Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih 16 orang pengawas produk pangan, guna mengoptimalkan pengawasan mutu dan kualitas kebutuhan pokok masyarakat selama puasa Ramadhan di negeri serumpun sebalai itu.
"Kita berharap dengan adanya pelatihan ini, petugas pengawas pangan lebih terampil dan cepat dalam menguji sampel produk makanan," kata Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Babel, Ahmad Damiri di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan sebanyak 14 dari 16 orang pengawas pangan ini merupakan utusan dari Pemerintah Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang. Sementara dua orang pengawas pangan dari Pemprov Kepulauan Babel.
"Dengan adanya pelatihan ini tentu akan meningkatkan kepiawaian petugas dalam menguji sampel pangan dan hasilnya, sehingga mereka bisa mengambil tindak cepat apabila ditemukan makanan yang mengandung bahan-bahan kimia atau campuran makanan berbahaya lainnya," ujarnya.
Menurut dia dari hasil rapid test kit uji sampel pangan seperti daun bawang, tomat ceri, beras, tahu, baso sapi, dan baso ikan hampir semunya bebas bahan berbahaya.
Dari enam sampel yang diuji, tomat ceri positif mengandung pestisida sedang daun bawang tidak. Beras tidak mengandung pemutih (khlorin). Tahu tidak mengandung formalin. Untuk baso daging dan baso ikan sama-sama tidak mengandung bouraq, sedangkan daun bawang juga aman dan tidak mengandung timbal.
"Dari hasil uji labortorium yang dilakukan petugas pengawas dalam pelatihan ini, diketahui bahan pangan yang diperjualbelikan di masyarakat masih dalam zona aman untuk dikonsumsi. Namun demikian hal tersebut tidak menjamin, karena tidak semua bahan pangan yang dijadikan bahan sampel," katanya.
Pemprov Babel latih pengawas pangan jelang puasa Ramadhan
Kamis, 12 Maret 2020 11:53 WIB