Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menolak sejumlah permintaan mutasi atau pindah tugas ke daerah lain dari para tenaga medis yang ada di daerah itu.
"Untuk tahun ini jumlahnya belasan orang tenaga medis yang mengajukan permintaan pindah tugas dengan berbagai alasan, namun kami tidak mengabulkannya karena daerah ini masih kekurangan tenaga kesehatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Andri Nurtito di Muntok, Sabtu.
Ia menjelaskan, sebagian besar pegawai negeri sipil bidang tenaga kesehatan yang mengajukan permintaan mutasi tersebut berasal dari tenaga perawat.
Mereka mengajukan permohonan mutasi dengan berbagai alasan, seperti ikut tugas suami, kembali ke daerah, mengurus orang tua yang sedang sakit dan alasan lain.
"Kalau tidak memenuhi syarat tetap kami tolak, karena sejak rekrutmen awal kan mereka sudah sepakat untuk mengabdi di Bangka Barat dalam jangka waktu tertentu," kata dia.
Ia mengatakan, pada saat rekrutmen CPNS tenaga medis, pemkab memberlakukan aturan khusus yaitu mewajibkan pegawai yang diterima untuk mengabdikan dirinya di daerah itu minimal selama 10 tahun, lima tahun atau tujuh tahun.
"Sejak awal memang sudah diterapkan perjanjian tersebut dengan jangka waktu berbeda, ada yang minimal pengabdian selama lima tahun, tujuh tahun dan pada penerimaan CPNS dua tahun lalu mulai diberlakukan perjanjian minimal pengabdian sepuluh tahun," kata dia.
Aturan tersebut ditandatangani di atas materai oleh para pegawai baru dan bagi mereka yang melanggar akan dikenakan denda dengan nilai nominal tertentu.
"Kami harapkan para pegawai, khususnya tenaga medis untuk tidak lagi mengajukan permintaan mutasi ke daerah lain karena sampai saat ini kami masih kekurangan pelayan kesehatan masyarakat tersebut," kata dia.
Bangka Barat Tolak Mutasi Tenaga Medis
Sabtu, 29 November 2014 15:51 WIB
"Untuk tahun ini jumlahnya belasan orang tenaga medis yang mengajukan permintaan pindah tugas dengan berbagai alasan, namun kami tidak mengabulkannya karena daerah ini masih kekurangan tenaga kesehatan,"