Abuja (Antara Babel) - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, Senin, memecat kepala staf angkatan darat, laut, udara dan pertahanan.
Langkah itu sudah diperkirakan sebelumnya di saat mantan jenderal tersebut telah menetapkan upaya menumpas kelompok militan Islamis Boko Haram sebagai prioritas utamanya.
Para pengganti sosok-sosok petinggi militer itu akan diumumkan kemudian pada Senin, kata juru bicara kepresidenan kepada Reuters.
Sejak dilantik pada Mei, Buhari telah memindahkan pusat komando pertahanan Nigeria ke Maiduguri, tempat lahirnya aliran pejihad.
Ia juga sedang membentuk markas besar untuk gugus tugas bersama multinasional di ibu kota negara Chad, N'Djamena.
Pada Juni, Amnesty International menuding militer Nigeria melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia secara sistematik dan bertanggung jawab atas tewasnya 8.000 tawanan.
Lembaga swadaya masyarakat itu juga mendesak dilakukannya penyelidikan terhadap para pejabat tinggi militer, termasuk kepala staf angkatan darat dan angkatan udara.
Mantan Presiden Goodluck Jonathan sebelumnya dihujani kritik atas ketidakmampuannya mengatasi pemberontakan, yang telah berlangsung selama enam tahun di bagian timurlaut negara penghasil minyak terbesar Afrika itu dan membuat 1,5 juta orang terpaksa mengungsi.
Semangat angkatan darat mengalami penurunan terburuk dalam sepanjang masa pemerintahan Jonathan dan baru pada awal 2015 kelompok militan akhirnya bisa didepak dari sebagian besar wilayah atas bantuan para tentara bayaran asing, pasukan dari negara-negara tetangga dan peralatan baru.
Namun, Nigeria menganggap kemenangan-kemenangan yang dibukukan Jonathan agak sedikit terlambat.
Para pejabat militer yang dicopot adalah: Kepala Staf Pertahanan Marsekal Madya Alex Badeh; Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Kenneth Minimah; Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda Usman Jibrin dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda Adesola Amosu, kata juru bicara kepresidenan.