Banjarnegara (Antara Babel) - Kongres Sungai Indonesia (KSI) I Tahun 2015
yang secara resmi ditutup Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di
Dermaga Arung Jeram Sungai Serayu, Desa Singomerto, Kabupaten
Banjarnegara, Minggu, melahirkan "Maklumat Serayu".
Maklumat yang berisikan ajakan untuk menjalankan revolusi
pengelolaan dan kawasan daerah aliran sungai itu dibacakan delegasi dari
Sulawesi Selatan, Muhammad Yusron saat penutupan KSI I Tahun 2015 yang
diselenggarakan sejak tanggal 26 Agustus di Banjarnegara.
Berikut isi "Maklumat Serayu" yang dilahirkan dalam KSI I Tahun 2015:
"Maklumat Serayu
Kongres Sungai Indonesia
Air itu hidupku, sungai itu nadiku, maritim itu budayaku. Kami
peserta Kongres Sungai Indonesia menyadari bahwa sungai-sungai di
Indonesia dalam kondisi sekarat, yang ditandai oleh:
1. Pencemaran sungai telah membahayakan kehidupan.
2. Banjir dan kekeringan semakin ekstrem.
3. Keanekaragaman hayati sungai hilang.
4. Sumber penghidupan hilang.
5. Rasa hormat terhadap sungai hilang.
6. Pendangkalan, penyempitan dan rusaknya sempadan sungai, serta rusaknya daerah aliran sungai.
Memahami urgensi di atas, demi kelangsungan hidup bersama, kami
sepakat untuk menjalankan revolusi pengelolaan dan kawasan daerah aliran
sungai.
Banjarnegara, 30 Agustus 2015
Keputusan peserta Kongres Sungai Indonesia".
Selain pembacaan "Maklumat Serayu", penutupan KSI I Tahun 2015 juga
diisi dengan pidato kebudayaan yang berjudul "Memuliakan Sungai,
Menjaga Peradaban" yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam kesempatan itu, Gubernur mengatakan bahwa kongres tersebut
bukan akhir dari suatu kegiatan tetapi merupakan awal dari hajatan besar
bersama memulihkan kembali kesejahteraan alam dan sungai, serta untuk
kesejahteraan manusia secara lestari.
"Kita sadar bahwa kesejahteraan alam tergantung kesejahteraan
manusia dan kesejahteraan manusia tergantung kesejahteraan alam,"
katanya.
Menurut dia, kesejahteraan tersebut dicapai melalui kerja nyata
berupa gerak tanam, gerak bersih, gerak santun, gerak seni, gerak tari,
dan gerak budaya serta gerak gotong royong.
Saat ditemui wartawan usai penutupan, Gubernur mengharapkan Sungai
Serayu Banjarnegara menjadi momentum Kongres Sungai yang pertama di
Indonesia.
"Kita harapkan kemudian ditindaklanjuti ke Jawa Timur, Kalimantan, dan DKI Jakarta," katanya.
Dalam hal ini, KSI II direncanakan akan digelar di Selorejo, Jawa
Timur, KSI III di Samarinda, Kalimantan Timur, dan KSI IV di DKI
Jakarta.
Ganjar mengaku optimistis serta yakin bahwa sebenarnya banyak orang peduli dan tidak pernah menunggu serta mau terlibat.
"Kata-kata terlibat inilah yang saya inginkan partisipasi yang muncul sehingga menjadi gayeng membicarakan bagaimana sungai ini akan kita rawat," katanya.
Terkait hal itu, dia meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah
ke sungai, rumah menghadap ke sungai, perlakukan sempadan dengan baik,
memelihara sungai agar menjadi sumber kehidupan, dan melakukan
konservasi di bagian hulu.
Sementara di hilir, kata dia, dapat digunakan untuk pengendalian sedimentasi agar tidak terlalu tinggi.
"Di tengah-tengah, silakan digunakan untuk kemakmuran, untuk
energi, untuk pengairan, untuk air baku. Enggak ada orang bisa hidup
tanpa air," katanya.
Kongres Sungai Indonesia Lahirkan Maklumat Serayu
Minggu, 30 Agustus 2015 15:04 WIB