Makkah (Antara Babel) - Jamaah calon haji Indonesia diimbau agar waspada
ketika menggunakan transportasi umum, khususnya taksi, di Makkah, Arab
Saudi, menyusul Bus Shalawat yang mulai hari ini berhenti operasi
sementara sampai 28 September, setelah puncak haji di Arafah,
Muzdalifah, dan Mina (Armina).
"Tidak hanya soal tarif yang
melonjak, jamaah harus waspada terhadap kriminalitas di sana," kata
Kepala Seksi Perlindungan jemaah Daerah Kerja (Daker) Makkah, Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M, Letkol Jaetul Muchlis
Basyir, di Makkah, Arab Saudi, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa setelah
fasilitas bus setiap negara penyelenggara haji dilarang beroperasi oleh
Pemerintah Arab Saudi, menjelang puncak haji di Arafah pada 23
September, angkutan umum menjadi andalan jamaah untuk tetap melaksanakan
ibadah dari pemondokan ke Masjidil Haram.
"Tarif taksi misalnya
yang biasanya hanya sekitar 20 riyal (sekitar Rp80 ribu), melonjak
sampai 50 riyal (sekitar Rp200 ribu)," katanya.
Muchlis
mengatakan transportasi umum di Makkah cukup banyak, namun biasanya yang
bisa langsung tiba dekat pemondokan adalah taksi, baik taksi resmi
maupun taksi gelap.
"Disitu kadang menimbulkan kerawanan,"
ujarnya. Oleh karena itu, ia membagi strategi saat menumpang taksi baik
taksi resmi, omprengan, maupun taksi gelap.
Perempuan, kata dia,
tidak disarankan pergi atau naik taksi sendiri, namun didampingi oleh
muhrim laki-laki. Selain itu, kata dia, saat naik taksi, laki-laki harus
masuk ke dalam taksi lebih dulu, baru kemudian perempuan, dan saat
turun perempuan keluar dari kendaraan duluan baru laki-laki.
"Jangan
terprovokasi tindakan supir taksi yang berbau kriminal, seperti
kendaraan tiba-tiba mogok dan penumpang laki-laki diminta mendorong
mobil tersebut," Muchlis.
Ia khawatir dan berdasarkan pengalaman
menjadi petugas pelindung jamaah, hal itu menjadi potensi kejahatan
dengan membawa kabur penumpang perempuan.
Mulai hari ini (Sabtu)
setelah Zuhur, Bus Shalawat yang biasa mengantar jamaah Indonesia dari
pemondokan ke Masjidil Haram berhenti operasi sementara sampai tanggal
28 September. Kondisi itulah yang biasanya menyebabkan taksi menjadi
andalan jamaah untuk tetap melakukan ibadah di Masjidil Haram dari
pemondokan masing-masing.
Saat ini lebih dari 154 ribu jemaah Indonesia telah berada di Makkah untuk melakukan prosesi puncak ibadah haji di Armina.
Jamaah Diimbau Waspada Naik Taksi di Makkah
Sabtu, 19 September 2015 23:47 WIB