Bengkulu (Antara Babel) - Dua ekor gajah Sumatera (Elephas maximus
sumatranus) binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu di
Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
ditemukan mati, hanya dalam waktu tiga bulan.
"Dugaan sementara, kedua gajah betina itu mengalami sakit kembung,
ibarat bagi manusia seperti angin duduk," kata Kepala Seksi Wilayah II
BKSDA Bengkulu, Darwis Saragih di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan satu gajah yang diberi nama Aswita, ditemukan mati di
lokasi penggembalaan di sekitar kamp PLG Seblat pada akhir Agustus
2015.
Sedangkan seekor lainnya, gajah betina bernama Eva, mati setelah
sempat mendapat penanganan dari tim medis BKSDA pada 12 Oktober 2015.
"Kami sudah mengirim sampel organ dalam kedua gajah itu ke Bogor
untuk meneliti lebih lanjut tentang penyebab kematian," ujarnya.
Darwis mengatakan gajah-gajah di PLG Seblat secara rutin mendapat
perawatan tim medis baik dari organisasi nirlaba yang bekerja di wilayah
itu dan dari tim medis BKSDA.
Penyakit yang menimpa kedua gajah jinak itu menurutnya sangat mengkhawatirkan sebab bisa saja menimpa gajah jinak lainnya.
"Kami mengharapkan hasil pemeriksaan bisa cepat untuk mengetahui
penyebab pasti kematian gajah dan bisa dicarikan solusinya," ucapnya.
Kematian dua ekor gajah tersebut menurut dia sudah dilaporkan ke
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
Dengan kematian dua gajah itu, saat ini ada 15 ekor gajah jinak di
PLG Seblat. Belasan gajah tersebut dilibatkan untuk mengatasi konflik
antara gajah liar dan manusia.
"Gajah PLG Seblat juga ikut patroli pengamanan kawasan konservasi seluas 7.000 hektare di sana," katanya.
Dua Gajah PLG Seblat Bengkulu Ditemukan Mati
Selasa, 20 Oktober 2015 11:12 WIB