London (ANTARA) - Pasukan Rusia dan Suriah menewaskan 20 anggota militan ISIS dalam sebuah operasi di Suriah selatan, termasuk orang--orang yang bertanggung jawab atas ledakan bus militer, kata pejabat Rusia seperti dikutip TASS, Minggu (16/10).
Mayor Jenderal Oleg Yegorov mengatakan operasi berlangsung di Provinsi Deraa selatan, demikian TASS.
"Kelompok Rusia yang berinteraksi dengan unit keamanan pasukan bersenjata Suriah mengelar operasi khusus di Kota Jasim, Provinsi Deraa di selatan (Suriah) untuk menghancurkan petempur ISIS," kata Yegorov saat konferensi pers.
Menurut TASS, para petempur itu terlibat dalam ledakan bus militer pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 18 prajurit Suriah di dekat Damaskus.
Yegorov menuturkan mereka yang tewas meliputi perencana serangan bus dan orang-orang lainnya yang terkait dengan operasi ISIS di Deraa dan Provinsi Raqqa.
Reuters belum dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Serangan bus itu merupakan salah satu yang paling mematikan selama beberapa bulan bagi pasukan pemerintah Suriah yang tidak aktif di garis depan. Belum ada klaim tanggung jawab langsung dan komentar dari otoritas Suriah.
Konflik satu dekade di Suriah telah menelan ratusan ribu korban jiwa dan membuat negara itu terpecah belah. Pasukan Rusia sudah berada di Suriah sejak 2015 untuk membantu otoritas merebut kembali wilayah mereka yang dikuasai kelompok oposisi.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Akhir Perang Ukraina dalam kendali Donald Trump
14 Desember 2024 18:23
Trump kecam Ukraina karena serang Rusia dengan rudal jarak jauh AS
13 Desember 2024 12:13
Rusia serukan pertemuan darurat DK PBB terkait Suriah
9 Desember 2024 11:35
Rusia tawari Ukraina bertukar 630 tahanan perang
28 November 2024 10:42
Rusia luncurkan rudal balistik, NATO tegaskan dukungan bagi Ukraina
27 November 2024 12:19
Pasukan Korut menyamar sebagai penduduk Rusia untuk lawan Ukraina
25 November 2024 12:12
Zelenskyy optimistis perang Ukraina akan berakhir pada 2025
24 November 2024 13:06
Amerika Serikat akan izinkan Ukraina gunakan ranjau penghambat pergerakan Rusia
21 November 2024 18:31