Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memperkirakan peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia yang merangkak naik sejak 25 Oktober 2022 segera memuncak dalam waktu dekat.
"Sekarang kasus COVID-19 sudah lebih tinggi, sudah di atas 60 persen. Jadi saya rasa, sebentar lagi pasti akan sampai puncak," kata Budi Gunadi Sadikin usai konferensi pers Indonesia Memanggil Dokter Spesialis di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Jumat.
Budi mengatakan perkiraan itu didasari atas pengamatan pada fluktuasi angka positivity rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites dalam kurun dua pekan terakhir.
Berdasarkan laporan Kemenkes RI, tren positivity rate pada dua pekan terakhir di Indonesia mengalami peningkatan dari 14,13 persen menjadi 20,90 persen.
Menurut Budi, kenaikan angka kasus COVID-19 kali ini dipengaruhi Subvarian Omicron XBB dan BQ.1, yang diperkirakan sudah mencapai 60 persen dominasi di sejumlah daerah, sejak kali pertama teridentifikasi di Indonesia pada September 2022.
Kasus itu awalnya ditemukan di 10 provinsi di Indonesia, di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Babel, Lampung, dan Sumatera Utara, dan Riau.
"Sekarang XBB, BQ.1, itu saya lihat sudah di atas 60 persen. Tapi belum 90 persen. Saya lihat positivity rate-nya tinggi seperti ini, harusnya masih akan naik minimal sampai akhir bulan masih naik," katanya.
Menurut Budi, tantangan paling tinggi menghadapi lonjakan varian baru tersebut saat ini berada di Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai negara dengan lonjakan kasus XBB yang cukup tinggi.
Baca juga: Jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 harian di Indonesia pada Jumat bertambah 6.699
"Di Batam kasus XBB-nya sudah tinggi sekali, mungkin sudah 70-80 persen. Sekarang tinggal saya lihat, Batam dalam sepekan hingga dua pekan ini flattening apa enggak. Kalau Batam itu flattening, artinya benar (mencapai puncak kasus)," katanya.