Jakarta (ANTARA) - Indonesia Police Watch (IPW) menduga bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung dilakukan oleh pelaku teror yang bergerak sendiri atau lone wolf, untuk itu Polri diimbau mewaspadai aksi tersebut menjelang tanggal 10 Desember 2022.
"IPW menduga pelaku adalah lone wolf, pelaku teror yang bergerak sendiri yang terinspirasi faham teroris dan bergerak perorangan," kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Menurut Sugeng, Polri harus mewaspadai gerakan lone wolf tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Terlebih di Jawa Tengah, menjelang tanggal 10 Desember 2022, hari pernikahannya anak Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut, kata dia, dikarenakan di acara itu akan terjadi pemusatan tokoh-tokoh nasional. Sehingga pengaman harus ketat.
"Keberhasilan Densus 88 menangkap empat terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah, wilayah dekat dengan perhelatan pernikahan anak Presiden patut diapresiasi sehingga lone wolf bergerak ke wilayah Jawa Barat," ujar Sugeng.
Untuk mencegah kejadian serupa tak terulang lagi, menurut Sugeng perlu diperkuat peran Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas).
"Peran Bhabinkamtibmas dengan program Polmas harus diperkuat untuk mendeteksi dini potensi pergerakan lone wolf di sekitar warga," ucap Sugeng.
Mabes Polri menyatakan ledakan di Mapolsek Astanaanyar, Bandung diduga berasal dari bom bunuh diri. Pelaku dinyatakan tewas di tempat kejadian.
Peristiwa itu mengakibatkan satu anggota Polri meninggal dunia, tiga luka berat dan empat orang luka ringan.
Polisi juga mencatat korban luka ringan satu orang dari unsur masyarakat.
"IPW menyampaikan duka cita untuk korban sipil maupun polisi yang terkena bom bunuh diri," ucap Sugeng berbelasungkawa.
Peristiwa serangan teror oleh pelaku lone wolf di markas kepolisian pernah terjadi pada 30 Maret 2021, seorang wanita membawa senjata jenis air soft gun masuk ke Mabes Polri dan melakukan penembakan ke arah petugas, namun tidak ada petugas yang terluka. Pelaku pun tewas di tembak di tempat.
Kejadian serupa juga terjadi di pintu Istana Merdeka Jakarta pada 25 November lalu, seorang wanita mencoba menerobos penjagaan sambil membawa senjata jenis FN.
Jauh sebelumnya, tanggal 8 Februari, seorang terduga teroris berinisial EP ditangkap saat bersembunyi di Mapolsek Kampar, Riau, diduga akan menyerang anggota polisi dengan menggunakan sebuah obeng.
Pelaku menyimpan obeng yang sudah diasah hingga runcing di kantong sebelah kirinya. EP diketahui anggota kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Diketahui masuk secara diam-diam ke Mapolsek Kampar sekitar pukul 23.30 WIB.
Ia bersembunyi di halaman belakang Mapolsek Kampar untuk mencari anggota polisi yang lengah. Dan berencana melakukan penyerangan dengan cara menusuk menggunakan obeng.