Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero akan mengubah 2.000 tiang listrik PLN, baik yang berbasis baja maupun yang berbasis beton, untuk menjadi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charger kendaraan listrik.
“Kami sudah membangun strategi untuk mengubah tiang listrik kami menjadi SPKLU, sehingga dengan catatan biayanya juga lebih murah,” ujar Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis.
Darmawan melihat potensi jutaan tiang listrik PT PLN (Persero) yang dapat langsung digunakan untuk memfasilitasi pembangunan SPKLU secara cepat dengan harga yang terjangkau.
Inovasi tersebut, kata Darmawan, berupa pengubahan atau penambahan fitur di dalam tiang listrik sebagai SPKLU. Kehadiran tiang-tiang listrik PLN yang telah tersebar seantero Indonesia memudahkan PLN untuk memilih lokasi yang strategis.
Misalnya, lanjut dia, di tempat-tempat umum yang menjadi tempat kendaraan listrik parkir atau di sekitar apartemen dengan konsentrasi kendaraan listrik yang banyak.
“Kami bisa langsung mengubah tiang listriknya menjadi SPKLU,” kata Darmawan.
Oleh karena biayanya yang murah, PLN menargetkan sebanyak 2 ribu unit SPKLU tiang akan tersedia pada 2024.
Ia menjelaskan bahwa PLN telah memetakan rencana penambahan SPKLU berbasis geospasial, baik SPKLU tiang maupun non-tiang di titik-titik yang strategis, di tengah keramaian, area parkir, dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
Dikutip dari laman resmi PLN, inovasi ini bernama PLN EYE atau SPKLU bertipe pole mounted charger. Keberadaan inovasi itu diharapkan dapat menjangkau semua pengguna kendaraan listrik yang ingin mengisi ulang daya baterai kendaraannya.
PT PLN melalui PLN Enjiniring telah merilis tiga prototipe SPKLU PLN EYE yang terpasang dan beroperasi. Tiga unit prototipe itu tersebar di Kantor PLN KS Tubun Jakarta Barat sebanyak dua unit, dan satu unit lainnya berada di Sekolah Dasar (SD) Yasporbi Bidakara, Jakarta Selatan.