Jakarta (Antara Babel) - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI) Said Iqbal mengatakan sejumlah buruh anggota KSPI akan menggelar
aksi mogok nasional pada 25 November 2016, untuk turut serta berdemo di
depan Istana Keperesidenan.
"Kami memang merencanakan mogok nasional pada tanggal 25 November,
dan turun ke jalan bersama dengan Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI,"
kata Said Iqbal saat dikonfirmasi Antara, di Jakarta, Senin.
Ia mengklaim mogok nasional ini akan diikuti jutaan buruh anggota KSPI dari sejumlah daerah di Indonesia.
"Anggota kami ada sekitar 1,7 juta buruh di 31 provinsi dan aksi ini
sudah disosialisasikan kepada mereka. Jadi nanti tanggal 25 November,
mereka tidak akan bekerja," tambahnya kemudian.
Terkait dengan rencana menggelar demonstrasi di depan Istana
Kepresidenan, Said Iqbal mengungkapkan aksi tersebut hanya akan
mengikutsertakan buruh di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi.
"Mogok nasional akan melibatkan seluruh buruh, tapi saat turun ke
jalan yang datang dari Jabodetabek. Yang lain akan melakukan aksinya di
daerah masing-masing," jelasnya.
Menurut Said, tuntutan yang diajukan para buruh dengan Gerakan
Nasional Pembela Fatwa MUI memiliki keterkaitan, sehingga hal tersebut
menjadi alasan mereka melakukan mogok nasional dan demonstrasi
mendatang.
"Kasus Ahok itu penistaan agama yang kemudian meminta penegakan
hukum, tapi penegakan hukum itu diulur-ulur. Itu ada arogansi kekuasaan
dan juga ada kekuatan modal di belakangnya. Sedangkan, upah buruh itu
diputuskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, itu
berdasarkan arogansi kekuasaan, jadi sama saja ada persinggungan
kepentingan," jelas Said.
Gabungan organisasi masyarakat dikabarkan menggelar demonstrasi
susulan pada 25 November 2016, guna menuntut penegakan hukum atas dugaan
penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahja
Purnama atau Ahok.
KSPI: Buruh Lakukan Mogok Nasional Pada 25 November
Senin, 14 November 2016 23:27 WIB
Kami memang merencanakan mogok nasional pada tanggal 25 November, dan turun ke jalan bersama dengan Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI.