Pangkalpinang (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Pangkalpinang M Unu Ibnudin mengatakan semangat berkurban pada Idul Adha 1446 Hijriah sebagai momentum penyembelihan ego, keserakahan, dan keengganan untuk berbagi.
"Semangat berkurban yang kita laksanakan hari ini bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih ego," katanya saat melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Kubah Timah di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat.
Ia menyatakan pelaksanaan Shalat Idul Adha erat kaitan dengan ibadah haji dan kurban yang berakar dari sejarah Nabi Ibrahin beserta istri, Siti Hajar dan putranya, Nabi Ismail AS.
"Betapa besarnya taqwa beliau menaati perintah Allah SWT, dengan rela beliau meninggalkan anak dan istri di lembah yang tandus, begitu juga Siti Hajar ditinggalkan suaminya tanpa bekal dan kawan karena taat kepada suami dan taat kepada Allah SWT," katanya.
Ia menyatakan peristiwa tersebut menggambarkan Nabi Ibrahim membangun ketahanan keluarga dengan fondasi tauhid yang kokoh dan kemantapan iman kepada Allah SWT, sehingga melahirkan generasi, seperti Nabi Ismail, sebagai teladan yang tangguh, teguh iman, serta penuh kepasrahan kepada Allah SWT,
"Perintah Allah SWT menjadi teladan bagi kita semua agar dapat memahami dan merenungkan makna sejarah yang telah dilakukan Nabi Ibrahim beserta keluarganya," katanya.
Menurut dia, dengan berkurban manusia diajarkan untuk rela memberikan yang terbaik dari apa yang dimiliki demi kebaikan bersama.
"Semoga setiap tetes darah hewan kurban yang dipersembahkan menjadi saksi keikhlasan kita di hadapan Allah SWT. Mari kita menjadikan Idul Adha ini sebagai momen untuk memperkuat kepedulian sosial, menumbuhkan empati dan mempererat silaturahmi dengan tidak ego, serakah, dan keengganan untuk berbagi dengan sesama," katanya.