Bangka Barat, Babel (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya meningkatkan kemampuan literasi para siswa sekolah dasar melalui lomba bertutur.
"Tahun ini kita kembali melaksanakan lomba bertutur diikuti 50 siswa/siswi sekolah dasar dan sederajat. Melalui kegiatan ini kita berharap anak-anak semakin terbiasa membaca, memahami bahan bacaan dan mampu mengekspresikan dalam sebuah pertunjukan," kata Kepala DPK Kabupaten Bangka Barat Farouk Yohansyah di Mentok, Senin.
Lomba bertutur digelar sebagai salah satu upaya membumikan literasi di daerah itu sekaligus meningkatkan kompetensi anak menuju generasi yang mumpuni kefasihan berekspresi dalam berliterasi.
Menurut dia, keterampilan literasi bukan sekadar membaca, tetapi juga menulis, bercerita, dan menjelaskan.
"Kita temukan juga ada anak yang biasa membaca tetapi dalam bercerita/bertutur kurang pandai. Nah, sekarang dengan bertutur kita latih, kita asah kemampuannya, karena ke depan yang menjadi tuntutan adalah kemampuan literasi," katanya.
Ia mengatakan, jika dilihat anak-anak yang baru ikut tes yang mendapatkan penilaian tidak poin utuh, misalnya ada kemampuan analisa, kemampuan penjelasan, kemampuan bahasa Inggris, artinya literasi menjadi hal penting yang harus segera diadopsi.
"Kemampuan literasi tidak sebatas di sini saja, tetapi hendaknya ditularkan, dan diaplikasikan di kehidupan sehari-hari," katanya.
Salah satu keterampilan yang harus ada pada anak kelas 1, 2 dan 3, kata dia, yaitu kemampuan berbicara di depan sehingga kemampuan literasi terasah.
"Sekarang sering menjumpai salah satu penyakit yang ditemukan pada anak-anak dalam bentuk keterlambatan kemampuan bicara, salah satu penyebabnya stimulan kecil karena orang tua tidak terbiasa atau jarang mengajak anaknya berbicara, dan ada juga faktor penyebab dimulai dari kehamilannya," katanya.
Hal demikian akan menyebabkan anak-anak saat masuk sekolah mengalami keterlambatan kemampuan bicara karena terkendala kosa kata.
Menurut dia, ada sedikit terapi yang bisa disarankan, yaitu bagi anak yang Muslim dimasukkan anaknya ke TPA, nanti dia disuruh baca Al Quran, sedangkan untuk non-Muslim mungkin di Geraja mengikuti berbagai kegiatan, yang kedua harus banyak mengikuti kegiatan seperti bertutur di sekolah.
Ketiga, anak seperti ini diberi tantangan meniti papan, kalau anak yang sehat dia akan lancar meniti, maka anak tersebut tidak ada gangguan, namun jika anak tersebut ada gangguan dia takut meniti papan tersebut, dan juga takut ketinggian.
"Permasalahan itu harus diatasi dengan rajin dan teratur berlatih agar kemampuan bicara menjadi baik," katanya.
Pendongeng Nanang Beni mengatakan, bercerita atau bertutur saat ini sudah mulai terkikis dengan perkembangan zaman, apalagi dengan adanya dunia media sosial yang lebih menarik.
"Dengan adanya lomba bertutur ini kami harapkan bisa membangkitkan semangat untuk menuangkan ide dan gagasan melalui lisan atau bertutur," katanya.
Menurut dia, kegiatan bertutur yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya bercerita yang sudah berkembang ratusan tahun.
Melalui bertutur dapat membangkitkan olah pikir, olah rasa dan olah karya, khusus untuk para pelajar lomba bertutur tepat untuk membangkitkan semangat imajinasi yang kritis dan cerdas.
"Begitu pentingnya acara lomba bertutur ini, maka perlu terus ditingkatkan acara lomba bertutur ini sampai jenjang SMA." katanya.
DPK Bangka Barat tingkatkan literasi siswa melalui lomba bertutur
Senin, 16 Juni 2025 21:16 WIB
