Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus berupaya melakukan diversifikasi ekonomi dengan meningkatkan dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
"Kita harus mengambil langkah cepat dan tepat untuk memulihkan perekonomian daerah, di antara strateginya adalah menarik investor dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif," kata Wakil Bupati Bangka Tengah Efrianda di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan peningkatan iklim investasi hanya bisa dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur pendukung, regulasi cepat yang sesuai aturan dan transparansi dalam pelaporan investasi.
"Kendati sektor pertambangan bijih timah masih menjadi andalan untuk menggerakkan roda perekonomian, namun kami tetap fokus mendorong investasi sektor hortikultura, perikanan budidaya, pariwisata berbasis alam dan budaya serta industri hilir dari investor asing," jelasnya.
Pemkab Bangka Tengah juga telah menjalin kemitraan dengan beberapa investor asing yang tidak hanya berfokus pada sektor pertambangan, melainkan mencakup sektor pertanian dan industri hilir.
Dengan pendekatan yang tepat, kata dia, kerja sama dengan investor asing dapat menjadi katalistor bagi transformasi ekonomi Bangka Tengah menuju perekonomian yang lebih beragam dan berkelanjutan.
"Tentu saja semua strategi dan program yang kita jalankan harus atas dasar sinergitas yang kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat," ujarnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTK) Bangka Tengah Wiwik Susanti mengatakan, nilai investasi pada 2024 tercatat sebesar Rp563,8miliar atau mengalami penurunan hampir 50 persen dibanding Rp1,1triliun pada 2023 .
Penurunan itu kata Wiwik, dipicu oleh penutupan beberapa perusahaan di sektor perkebunan dan pertambangan, termasuk dampak kasus korupsi tambang bijih timah.
"Namun kami optimistis investasi akan bangkit kembali di 2025 yang didukung pembukaan perusahaan baru seperti PTPeriang Sawitindo," ujarnya.
DPMPTK mencatat nilai investasi dari 2022 hingga 2024 yaitu pada 2022 tercatat nilai investasi Rp1,3 triliun dari 268 perusahaan. Pada 2023 sebesar Rp1,2 triliun dan pada 2024 hanya tercapai Rp563,8 miliar.