Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk melatih para ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mengolah sampah menjadi kompos bernilai ekonomi, guna mendukung program pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat.
"Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga, khususnya sampah organik yang selama ini seringkali terabaikan," kata Departement Head Corporate Communication PT Timah Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan pelatihan pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos ini diikuti dipusatkan di Kawasan Semenggah Parit Pekir Kelurahan Sungailiat Kabupaten Bangka, sebagai komitmen perusahaan dalam mendukung program pengelolaan lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
"Para peserta pelatihan sebagian besar ibu rumah tangga, tampak antusias mengikuti sesi praktik pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos ini," katanya.
Kepala Lingkungan Parit Pekir Muhammad Rozi mengatakan pelatihan ini merupakan kolaborasi PT Timah dengan Kelurahan Sungailiat untuk mendorong keterlibatan ibu-ibu dalam mengurangi limbah rumah tangga.
"Kami menilai pelatihan ini sangat bermanfaat, karena mampu mengubah sampah yang awalnya tidak berguna menjadi produk bernilai ekonomis," katanya.
Ia sangat berterima kasih kepada PT Timah. Semoga kelompok ini terus berlanjut dan hasil olahan kompos bisa menjadi tambahan penghasilan bagi warga,
pelatihan ini sangat bermanfaat bagi KKP Sehati.
"Selama ini sampah - sampah rumah tangga yang tadinya tidak bermanfaat akan dikelola, sehingga memiliki nilai berguna dan bisa menghasilkan uang,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Helda Affriyanti mengaku sangat terinspirasi setelah mengikuti pelatihan.
“Alhamdulillah, kami jadi lebih semangat. Kalau nanti kompos kami sudah jadi, InsyaAllah akan kami pasarkan. Terima kasih PT Timah telah menyelenggarakan kegiatan ini, dan ini sangat bermanfaat," katanya.
Peserta lainnya, Suryana mengaku pelatihan ini membuka wawasannya dalam mengelola sampah dan menjaga lingkungan.
“Kami jadi lebih paham cara membuat kompos, terutama cara mengurangi bau busuk. Semoga kami bisa lebih kompak menjaga lingkungan agar tetap bersih,” katanya.
