Pangkalpinang (ANTARA) - Desa Batu Belubang, Kabupaten Bangka Tengah, kembali memukau masyarakat dengan menyelenggarakan Kirab 1000 Telur Hias dan tradisi Nganggung (makan bersama menggunakan dulang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu.
Kepala Desa Batu Belubang Ahirman di Belubang, mengatakan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk ketiga kalinya sehingga ini semakin mengukuhkan posisi desa sebagai destinasi wisata budaya yang unik dan menarik.
Ahirman berharap tradisi ini bisa dipertahankan dan bisa ditingkatkan ke event yang lebih besar sehingga dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.
"Kami pernah berdiskusi dengan Pak Saini (Karo Kesra Pemprov Babel) tentang tantangan membuat 1000 dulang. Beliau menantang kami untuk mewujudkannya," ungkapnya.
Ahirman berharap kebersamaan dalam menyelenggarakan event ini akan terus meningkat, sehingga harapan untuk penyelenggaraan yang lebih besar dapat terwujud.
Wakil Bupati Bangka Tengah Efrainda, menyampaikan apresiasi tinggi terkait kegiatan luar biasa yang digerakkan oleh tokoh adat, kelompok sadr wisata (Pokdarwis) dan aparat desa.
Efrainda berharap ke depan ada kegiatan 1000 dulang dan Pemerintah Kabupaten akan mendukung semaksimal mungkin.
Dia juga menyampaikan peringatan Nabi Muhammad SAW ini adalah bentuk syukur kita kepada Nabi Besar yang telah membawa peradaban dan kesantunan. Kami akan selalu mendukung kegiatan seperti ini.
Karo Kesra Pemprov Kepulauan Bangka Belitung Saini juga memberikan motivasi bahwa Kirab 1000 telur masih kurang karena Bangka Belitung terkenal dengan filosofi Sepintu Sedulang.
Jika penduduk Desa Batu Belubang lebih dari 1000 kepala keluarga, maka satu keluarga satu dulang pasti tidak berat. Insya Allah tahun depan bisa terwujud.
"Acara seperti ini harus melibatkan semua pihak: provinsi, kabupaten, dan dinas terkait," katanya.
Pemerintah desa, kabupaten, dan provinsi berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan event ini menjadi lebih besar dan meriah di tahun-tahun mendatang. Sinergi antar pemangku kepentingan diharapkan dapat mewujudkan Kirab 1000 Dulang sebagai ikon baru desa.
Dia juga mengingatkan bahwa acara seperti ini masyarakat jangan hanya menonton; jika ada keramaian, tetapi juga terlibat untuk menyiapkan produk lokal seperti ikan asin dan kemplang yang bagus agar masyarakat dapat merasakan dampak ekonomi dari event ini.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi dan syukur, tetapi juga mendorong potensi wisata dan ekonomi lokal. Dengan melibatkan produk UMKM seperti ikan asin dan kemplang, kegiatan ini memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Pesona Kirab 1000 Telur Hias dan Filosofi Nganggung
Kirab telur hias yang diarak menggunakan Kerito Surong (kereta dorong) menjadi daya tarik utama. Telur-telur rebus yang dihias warna-warni tidak hanya indah dipandang, tetapi juga sarat makna: simbol Iman, Islam, dan Ihsan. Sementara tradisi Nganggung—makan bersama dengan hidangan dalam dulang—memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan warga.
Acara ini juga menjadi ajang untuk mengajak generasi muda dan seluruh masyarakat turut serta melestarikan tradisi budaya sambil memajukan potensi ekonomi lokal.
