Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggiatkan gerakan pangan murah (GPM) untuk membantu mengendalikan inflasi di daerah itu.
"Ini (GPM) merupakan salah satu strategi pengendalian inflasi yang diterapkan Pemkot Pangkalpinang, dengan mengacu pada prinsip 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif," kata Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang Iskandar Aidulfitri di Pangkalpinang, Senin.
Seusai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Dalam Negeri RI, Iskandar mengatakan inflasi Kota Pangkalpinang pada September 2025 mencapai 1,75 persen secara tahunan (year-on-year), menjadikannya salah satu dari 10 kota dengan inflasi terendah di Indonesia.
"Untuk bulanan (month-to-month) kita hanya 0,59 persen, jauh lebih rendah dari rata-rata nasional. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi di Pangkalpinang dengan kontribusi 1,90 persen," ujarnya.
Menurut dia, strategi 4K akan terus dijalankan Pemkot Pangkalpinang untuk pengendalian inflasi di daerah itu dan pihaknya akan terus melakukan kolaborasi bersama seluruh unsur terkait agar bisa menjalankan langkah tersebut.
Selain langkah konkret yang telah dilakukan melalui GPM, Ia mengatakan, Pemkot Pangkalpinang secara berkala juga telah melaksanakan pemantauan harga bahan pangan pokok di beberapa pasar tradisional, seperti di Pasar Ratutunggal dan Pasar Kampung Melayu.
"Seiring itu selama dua bulan ini kami juga telah membagikan cadangan beras nasional kepada 7.406 kepala keluarga di tujuh kecamatan," ujarnya.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia Kepulauan Babel Rommy S. Tamawiwy mengatakan kerja sama antar daerah menjadi salah satu strategi yang dijalankan Babel dalam upaya bersama mengendalikan inflasi di daerah itu.
Implementasi kerja sama antardaerah dilakukan, baik dengan pola Government to Government (G2G) maupun Business to Business (B2B).
Dari Januari hingga September 2025, tercatat sembilan kerja sama yang telah dilakukan, antara lain perjanjian kerja sama antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah dengan Bulog KC Belitung tentang pengadaan daging sapi beku, lalu kerja sama AA Frozen dengan CV Wahana Sejahtera untuk persediaan daging ayam beku.
Kemudian kerja sama AA Frozen dengan CV Selamat Jaya untuk sapi dan kerja sama PT Sumber Bawang Indotrading Brebes dengan Sumber Bawang Pangkalpinang untuk distribusi bawang merah.
"Kita juga fasilitasi kerja sama antarpemda, salah satunya kerja sama Pemkab Belitung Timur dengan Kota Pangkalpinang tentang sinergi pengendalian inflasi pada Juli 2025," katanya.
Rommy mengingatkan tantangan inflasi ke depan masih besar, terutama akibat cuaca ekstrem yang berpotensi menekan produksi pangan lokal serta volatilitas harga komoditas strategis.
"Namun kita optimistis inflasi tetap terkendali dalam rentang sasaran nasional melalui penguatan sinergi antara Bank Indonesia, TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah), pemda, pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat, inflasi di Babel akan tetap terjaga rendah dan stabil, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," katanya.
