Pangkalpinang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rommy S Tamawiwy, mendorong percepatan hilirisasi sektor perikanan untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di daerah itu.
Hal tersebut disampaikannya dalam Babel Economic Forum (BEF) 2025 yang digelar di Pangkalpinang, Rabu (29/10), dengan tema “Akselerasi Hilirisasi Perikanan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Kepulauan Bangka Belitung.”
“Tema ini sangat relevan untuk menggali sumber pertumbuhan ekonomi baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan di sektor utama ekonomi Bangka Belitung, yakni ekonomi biru, di tengah gejolak ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global,” ujar Rommy.
Ia menjelaskan, BEF merupakan agenda tahunan Bank Indonesia Bangka Belitung sebagai forum diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) dan ruang diskusi bagi para pakar, ekonom, akademisi, dan pelaku usaha untuk membahas isu serta inovasi pengembangan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi dan inflasi terkendali
Rommy menyampaikan bahwa perekonomian Babel menunjukkan tren perbaikan dengan pertumbuhan positif sebesar 4,09 persen (yoy) pada triwulan II 2025, melanjutkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,60 persen (yoy).
Dari sisi inflasi, Babel mencatat tingkat inflasi sebesar 1,82 persen (yoy) pada September 2025, lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 2,65 persen (yoy), sekaligus menjadi provinsi dengan inflasi terendah ke-7 secara nasional.
“Inflasi Babel relatif terjaga, namun masih didorong oleh komoditas volatile food seperti aneka bawang, cabai, daging ayam ras, dan beras. Karena itu, penguatan sinergi TPID melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) perlu terus dilakukan,” katanya.
Stabilitas sistem keuangan tetap kuat
Rommy menambahkan, sektor perbankan di Babel tetap tangguh menghadapi dinamika global. Penyaluran kredit atau pembiayaan tumbuh 3,12 persen (yoy) pada September 2025, didorong oleh kredit konsumsi dan modal kerja.
Sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,05 persen (yoy), terutama dari peningkatan komponen giro dan tabungan. “Kinerja perbankan Babel masih stabil, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) di level aman sebesar 3,43 persen,” ujarnya.
Ekonomi digital dan inklusi keuangan meningkat
Selain itu, Bank Indonesia terus memperluas ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Babel. Rommy menyebut transaksi non-tunai, terutama melalui QRIS, terus mengalami pertumbuhan pesat dan berperan penting dalam efisiensi transaksi serta mendorong inklusi keuangan dan kemajuan UMKM.
“Pemanfaatan QRIS sebagai kanal pembayaran cepat, mudah, murah, aman, dan andal (cemumuah) menjadi bukti transformasi digital ekonomi Babel terus bergerak maju,” tuturnya.
Hilirisasi perikanan dan ekonomi biru jadi masa depan Babel
Rommy menegaskan, penguatan ekonomi biru menjadi kunci diversifikasi pertumbuhan ekonomi di luar sektor timah. Data BPS menunjukkan subsektor perikanan berkontribusi 7,45 persen terhadap PDRB Babel pada 2024 dan menjadi ekspor terbesar ketiga setelah timah dan kelapa sawit.
“Bangka Belitung tidak hanya berkisah tentang timah, tapi juga tentang laut dan perikanan. Ekonomi biru adalah masa depan Serumpun Sebalai,” katanya.
Namun, ia mengakui masih ada sejumlah tantangan dalam hilirisasi perikanan, terutama terkait faktor produksi, regulasi dan kelembagaan, serta pemasaran dan perdagangan.
Dorong sinergi dan kolaborasi lintas sektor
Untuk itu, Rommy menekankan pentingnya sinergi lintas pihak dalam memperkuat kelembagaan, mengembangkan klaster perikanan terintegrasi, serta mendorong business matching antar pelaku usaha.
“Strategi komprehensif perlu dilakukan, mulai dari korporatisasi nelayan, pembiayaan produktif, hingga dukungan UMKM agar sektor perikanan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan,” katanya.
Ia menambahkan, penyelenggaraan BEF 2025 juga menjadi wadah untuk merumuskan langkah konkret dalam memperkuat sektor ekonomi biru sejalan dengan tema pembangunan daerah, yaitu Mandala Pengembangan Quality Tourism and Blue Economy.
“Dengan strategi yang tepat, sektor ekonomi biru dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan serta membawa manfaat signifikan bagi masyarakat Bangka Belitung,” kata Rommy menutup sambutannya.
