Pangkalpinang (ANTARA) - Kebun Raya Tua Tunu Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggalakkan penanaman pohon malapari sebagai bahan baku biodiesel guna mendukung pengembangan energi baru yang ramah lingkungan.
"Saat ini kita sudah menanam ratusan pohon malapari di kawasan hutan wisata ini," kata Ketua Tim Kebun Raya Tua Tunu Pangkalpinang Sugiantoro di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan ratusan bibit malapari yang ditanam di Kebun Raya Tua Tunu merupakan bantuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai langkah pemerintah mengembangkan tanaman bahan baku biodiesel ini.
"Dalam pengembangan tanaman ini, beberapa peneliti di antara peneliti asal Brasil sudah melakukan penelitian di Kebun Raya Tua Tunu," katanya.
Ia menyatakan pengembangan tanaman malapari tidak hanya memperkaya keanekaragaman jenis tanaman di Kebun Raya Tua Tunu, tetapi juga sebagai sarana penelitian bagi mahasiswa dan pelajar di daerah ini.
"Pengunjung Kebun Raya Tua Tunu ini cukup banyak dan didominasi mahasiswa, pelajar untuk melakukan penelitian," katanya.
Ia menambahkan, malapari atau pongamia pinnata merupakan tanaman yang berpotensi besar menjadi bahan baku biodiesel karena bijinya mengandung minyak yang kaya asam lemak seperti asam oleat dan linoleat.
"Minyak dari biji malapari ini dapat diekstrak melalui kempa mekanik atau ekstraksi pelarut, kemudian diproses menjadi biodiesel melalui transesterifikasi," katanya.
