Jakarta (Antara Babel) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal
TNI Hadi Tjahjanto bersama sejumlah pejabat terkait meninjau pesawat
angkut berat A400M Atlas buatan Airbus milik Angkatan Udara Inggris di
Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Senin (6/3).
Pada kesempatan itu KSAU bersama Sekjen Kemhan Laksdya TNI Widodo,
Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Wijoyo, Aslog Kasau Marsda TNI
Yadi Husyadi, Pangkoopsau I Marsda TNI Yuyu Sutisna, serta Danlanud
Halim Perdanakusuma Marsma TNI Fadjar Prasetyo.
Kasau dan para pejabat yang meninjau pesawat angkut berat A400M
milik Angkatan Udara Inggris itu mendapat menjelasan dari Komandan
Skadron Udara 70 RAF, Wing Commander Simon Boyle tentang kelebihan
pesawat A 400 M yaitu sebagai pesawat yang mempunyai misi taktis jarak
rendah, misi strategis jarak jauh dan sebagai tanker.
"Sebagai misi taktis jarak pendek mampu membawa muatan logistik
untuk bantuan kemanusiaan, mobilitas kendaraan militer dan pasukan.
Dengan lebar dan tinggi 4 meter serta panjang 18 meter memungkinkan
pesawat mampu membawa cargo seperti truk semi trailer sekitar 25 ton,"
kata Simon Boyle.
Menurut dia, dengan karakteristik yang unik berupa 12 roda utama
dapat mendarat di atas bebatuan, kerikil maupun pasir, penyerapan daya
kejut yang efisien ke dalam struktur rangka pesawat serta resiko minimal
dari kerusakan akibat benda asing. Pesawat A400M dapat mendarat dan
terbang dari landasan pacu tak beraspal yang pendek, lembut ataupun
kasar sekalipun.
"Sehingga bantuan kemanusiaan dapat segera tiba di tujuan dalam
jangka waktu yang sangat pendek setelah terjadinya bencana," jelas Wing
Comannder Simon Boyle.
Pada kesempatan itu Kasau juga melihat cockpit yang telah
menggunakan perangkat komputer seluruhnya dan glass cockpit Dengan
sistem yang telah komputerisasi tersebut pengawaknya cukup tiga saja
dalam keadaan normal yaitu satu pilot utama, pilot cadangan dan satu
load master.
Untuk bongkar muat telah dilengkapi alat bongkar muat kargo secara
cepat dan otomatis tanpa perlengkapan pendukung khusus yaitu alat derek
berdaya 32 ton di atas pesawat dan crane berdaya 5 ton.
Berdasarkan kemampuannya yang dapat terbang dengan kecepatan rendah,
menjadikan A400M ideal untuk menurunkan pasokan barang dari ketinggian
rendah. Kemampuan terbang A400M adalah hingga 4.700 mil laut/8.700 km,
dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki dan kecepatan 0,72 Mach.
Kasau sempat menanyakan mengenai jangkauan bahan bakar (endurance)
pesawat A400M dan dijawab Wing Comannder Simon Boyle selama 11 jam. Hal
ini tentu baik apabila digunakan untuk perjalanan yang jauh dengan waktu
yang lama.
Pada hari yang sama, Airbus juga memberikan kesempatan kepada
jurnalis melihat langsung seluruh bagian pesawat transport berat yang
ditawarkan juga kepada TNI AU sebagai komplemen dari armada C-130
Hercules yang sudah ada di Skuadron Udara 31 dan Skuadron Udara 32 TNI
AU.
Squadron Leader (setara mayor) Rich McPhaeden, salah satu pilot yang
ikut dalam penerbangan safari A400M Atlas nomor registrasi ZM401 itu
mendampingi jurnalis untuk mengenal lebih dekat pesawat transport berat
militer yang hingga kini baru dibuat sebanyak 38 unit dan dipergunakan
delapan angkatan udara itu.
"Interior memang sangat lega, rapi, dan mudah untuk dikenali dan
dikuasai juru muat. Banyak sekali tautan di lantai ruang kabin, dengan
tujuan memudahkan bongkar-muat sesuai misi yang dikehendaki," katanya
seraya menambahkan begitupun dengan kokpit yang diatur sangat
memerhatikan ergonomika dan kemudahan operasionalisasi.
Airbus A400M Atlas sejak beberapa tahun lalu ditawarkan kepada TNI
AU. Satu unit A400M Atlas pernah mendarat dan dipertunjukkan kepada pers
pada 2012 di tempat yang sama, namun saat itu penawaran resmi belum
dilayangkan. Secara pengembangan, A400M Atlas telah tertunda, di
antaranya penerbangan perdana dari seharusnya 2008 menjadi Januari 2009.
Kasau Tinjau Pesawat yang Ditawarkan Airbus Kepada Indonesia
Selasa, 7 Maret 2017 0:32 WIB