Amman (Antara Babel) - Pesawat jet diyakini milik Rusia menyerang pos
gerilyawan moderat di Suriah barat laut, dekat perbatasan utama dengan
Turki, menewaskan sedikit-dikitnya satu petempur dan melukai beberapa
orang, kata gerilyawan, Minggu.
Mereka mengatakan beberapa serangan semalam terjadi di Babeska, desa
di provinsi Idlib, yang menjadi surga bagi beberapa gerilyawan moderat
Tentara Pembebasan Suriah (FSA), terutama Jaish al Islam, kelompok utama
gerilyawan, yang menguasai kubu besar terakhir gerilyawan di ambang
pintu ibukota Suriah.
Jaish al Islam adalah penandatangan gencatan senjata rapuh, yang
ditengahi Rusia dan Turki pada akhir tahun lalu. Kelompok gerilyawan
mengatakan Rusia gagal menekan pemerintah Suriah untuk memastikan
gencatan senjata berlangsung.
Pemerintah Suriah menganggap Jaish al Islam kelompok teroris dan
menyalahkan kelompok itu serta sejumlah kelompok gerilyawan lain atas
serangan baru-baru ini terhadap daerah dikuasai pemerintah di ibu kota.
Desa itu juga menjadi rumah bagi ratusan keluarga dan petempur dari
pinggiran Damaskus, wilayah Daraya yang dievakuasi oleh pemberontak dan
menyerah kepada kontrol pemerintah tahun lalu.
Jet perang yang juga diyakini milik Rusia juga menyerang kota Urum
al Kubra di daerah kekuasaan gerilyawan di kawasan pedesaan barat Aleppo
di mana lima warga sipil tewas. Kawasan itu menjadi lokasi pertempuran
antara kelompok gerilyawan dan tentara Suriah, kata gerilyawan.
Sementara itu, jumlah orang Suriah yang menyelamatkan diri ke
Turki, Mesir, Irak, Jordania dan Lebanon akibat perang yang
berkepanjangan di negeri mereka telah melampaui angka lima juta, kata
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), pekan lalu.
Menurut data terkini yang dikumpulkan oleh UNHCR dan Pemerintah
Turki, 5.018.168 orang Suriah telah meninggalkan negeri mereka dan
mengungsi di wilayah itu sejak konflik Suriah meletus pada Maret 2011.
Meskipun pertemuan tingkat tinggi mengenai Suriah diselenggarakan
tahun lalu dengan tujuan menampung 10 persen dari seluruh pengungsi
sampai 2018, UNHCR, sebagaimana dilaporkan Xinhua memperingatkan hanya
250.000 tempat buat pengungsi telah tersedia setakat ini.
"Kami masih menghadapi jalan panjang untuk mengembangkan penampungan
dan jumlah serta jarak jalur yang tersedia buat pengungsi," kata
Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi Filippo Grandi di dalam satu
pernyataan.
"Untuk menanggulangi tantangan ini, kami bukan hanya memerlukan
tempat tambahan, tapi juga mempercepat pelaksanaan janji yang
diberikan," katanya dilansir Reuters.
(G003/B002)
Pesawat Jet Serang Gerilyawan Suriah di Dekat Perbatasan Turki
Minggu, 2 April 2017 23:07 WIB