Washington (Antara Babel) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kian
tertekan setelah Rabu waktu setempat atau Kamis WIB para wakil rakyat
mengintensifkan tuntutan penyelidikan oleh mantan direktur FBI atas
kasus dugaan persekongkolan antara tim kampanye sang presiden pada
Pemilu 2016 dengan Rusia.
Kini semakin banyak politisi Republik
yang menyerukan diadakannya investigasi independen atas kasus itu yang
bahkan salah seorang wakil rakyat Partai Republik menyinggung
pemakzulan.
Gonjang ganjing di Gedung Putih bermula dari
pemecatan Direktur FBI James Comey, disusul pembocoran rahasia negara
oleh Trump kepada Rusia dan berpuncak kepada memo yang menyatakan mantan
direktur FBI James Comey ditekan Trump untuk menghentikan penyelidikan
intervensi Rusia dalam Pemilu AS.
Gonjang ganjing ini bahkan
menghantam pasar modal di mana Wall Street mengalami tekanan jual yang
hebat yang paling buruk sejak September 2016.
Gonjang ganjing itu
menyangkut investigasi FBI atas kaitan orang dekat Trump yang juga
mantan penasehat keamanan nasional, Michael Flynn, dengan Rusia. Trump
diduga telah mengintervensi penyelidikan oleh FBI yang seharusnya
bekerja secara independen.
Kendati Ketua DPR Paul Ryan menegaskan
Partai Republik yang menguasai kedua kamar Kongres (Senat dan DPR)
tidak melihat ada yang salah dalam eksekutif, namun anggota Komisi Hukum
Senat dari Partai Republik, Senator Lindsey Graham, menyatakan komisi
ini akan mengundang Comey untuk dengar pendapat di Senat.
James
Comey menulis memo bahwa Februari lalu Trump pernah berkata kepada dia,
"Saya harap Anda menghentikan kasus ini," merujuk kasus Flynn.
Komisi Pengawasan dan Reformasi Pemerintahan DPR juga akan mengundang Comey untuk dengar pendapat Rabu pekan depan.
Selasa
waktu AS, Ketua Partai Republik pada Komisi Pengawasan DPR, Jason
Chaffetz, menyatakan 24 Mei adalah tenggat waktu bagi FBI untuk
menyerahkan semua matei yang relevan berkaitan dengan komunikasi antara
Comey dan Trump. Ryan mendukung permintaan Chaffetz itu.
Sementara
itu pada wakil rakyat dari Partai Demokrat meminta Departemen Keadilan
untuk menunjuk seorang jaksa khusus untuk menyelidiki kasus Rusia ini.
Sekitar 10 anggota DPR dari Partai Republik dan empat Senator Republik
menyerukan pembentukan investigasi independen.
Mengintervensi penyelidikan federal bisa dianggap melanggar hukum yang pada akhirnya bisa berujung kepada pemakzulan Trump.
Mengenai
landasan pemakzulan, saat ditanya wartawan, anggota DPR dari Republik
Justin Amash berkata, "Jika tuduhan itu benar, ya (bisa dimakzulkan).
Tetapi semua orang di negara ini akan menjalani proses hukum yang adil,
termasuk presiden atau siapa pun yang lainnya."
Amash adalah
anggota faksi garis keras Republik dalam Kaukus Kebebasan di DPR yang
sebelunnya pernah menyerukan penyelidikan independen terhadap kasus ini.
Ketika ditanya apakah dia lebih percaya Comey atau Trump, Amash
menjawab, "Saya kira tentu saja saya percaya kepada Direktur Comey."
Jika
kian banyak politisi Republik yang tak mengesampingkan pemakzulan, maka
DPR yang didominasiPartai Republik bisa saja memakzulkan Trump dan
setelah itu peradilan serupa terjadi di Senat akan mengantarkan
pemecatan sang presiden. Sejumlah kecil politisi Demokrat juga sudah
menyebut-nyebut pemakzulan.
Sebagian besar politisi Republik
sudah cukup puas atas penyelidikan intervensi Rusia oleh FBI, namun
beberapa politisi Republik lainnya sudah merasakan gejala pemerintahan
Trump goyah.
"Kontroversi demi kontroversi atau saling potong
tidak baik untuk pemerintahan mana pun," kata Senator Richard Shelby
dari Partai Republik seperti dikutip Reuters.
Donald Trump Tertekan, Aroma Pemakzulan Mulai Tercium
Kamis, 18 Mei 2017 11:05 WIB
Kontroversi demi kontroversi atau saling potong tidak baik untuk pemerintahan mana pun,