Muntok (Antara Babel) - Desa Belolaut di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan dijadikan lokasi percontohan proyek pengembangan pembangunan di bidang energi terbarukan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan Universitas Indonesia.
"Ada dua rencana pemanfaatan energi terbarukan yang saat ini masih disosialisasikan, kami berharap masyarakat setuju agar bisa mengatasi masalah yang dihadapi," kata Kepala Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kabupaten Bangka Barat, Amar Sopi di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, dua program pemanfaatan energi terbarukan tersebut berupa pembangunan sumber energi listrik tenaga kincir angin dan teknologi pengolahan air laut menjadi layak konsumsi atau desalinasi.
"Kami berharap masyarakat setuju agar rencana proyek percontohan tersebut bisa direalisasikan pada tahun ini," katanya.
Dipilihnya Desa Belolaut menjadi lokasi percontohan karena sampai saat ini di desa itu masih ada dusun yang belum tersambung jaringan listrik, padahal secara kewilayahan berada di ibu kota kabupaten.
Selain itu, kata dia, Belolaut merupakan salah satu sentra UKM penghasil pempek dan terasi udang yang dijadikan kuliner unggulan daerah.
"Desa itu juga berada di lokasi yang cukup dekat dengan laut sesuai dengan kebutuhan proyek kerja sama yang sedang kami rintis," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah daerah dalam hal ini bekerja sama dengan sejumlah akademisi Universitas Indonesia yang mendalami ilmu mikrohidro, sinar matahari, angin dan geothermal atau panas bumi, mereka bersedia menyediakan sejumlah sarana pendukung untuk dibantukan kepada masyarakat secara gratis.
"Kerja sama proyek percontohan yang sudah jalan ada di Bungin sebuah daerah nelayan di Bekasi, di lokasi itu saat ini sudah jalan dan dari proses sosialisasi hingga realisasi butuh waktu sekitar tiga tahun," katanya.
Pemerintah Kabupaten setempat berharap rencana itu disetujui masyarakat untuk mendukung rencana pembangunan jangka menengah nasional dan menjadi percontohan untuk diterapkan di desa lainnya.
Dalam hal ketersediaan air layak konsumsi, kata dia, sebanyak 80 persen desa di daerah itu merupakan daerah pesisir yang perlu diperhatikan ketersediaan air minumnya.
Ia mencontohkan, daratan di Desa Kampak, Kecamatan Jebus jika digali sekitar lima meter sudah keluar air, namun tasanya payau karena adanya intrusi atau proses masuknya air laut ke daratan hingga sekitar 60 meter.
"Desa Tanjungniur di Tempilang, Mendaru di Jebus, Tanjungular dan sejumlah dusun lain juga mengalami kondisi serupa, kami berharap rencana ini bisa direalisasikan agar ke depan bisa dikembangkan untuk membantu warga pesisir di daerah itu," katanya.
Belolaut di Kabupaten Bangka Barat Contoh Program Pengembangan Energi Terbarukan
Kamis, 1 Juni 2017 22:54 WIB