Jakarta (Antara Babel) - Indonesia dan Swiss serius membahas pendidikan
vokasi industri yang akan dituangkan dalam nota kesepahaman tentang
penerapan Dual Vocational Education and Training (D-VET) system atau
model pendidikan kejuruan yang memadukan teori dengan praktik lapangan
sehingga lulusannya siap bekerja.
“Kita akan belajar dari Swiss untuk mengkombinasikan training dengan
edukasi, sehingga menjadi dual system,” kata Dirjen Ketahanan dan
Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto di Jakarta,
Jumat.
Harjanto menyampaikan hal itu usai mendampingi Menteri Perindustrian RI
Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset
Swiss Johann N. Schneider-Ammann beserta delegasinya di Kementerian
Perindustrian, Jakarta.
Menurut Harjanto, Swiss merupakan negara yang cukup lama menerapkan
D-VET system dan telah membuktikan sebagai negara dengan tingkat
pengangguran pekerja muda yang rendah dan mencapai produktivitas yang
tinggi.
Ini dibuktikan berdasarkan The Global Competitiveness Index 2016-2017
Rankings (World Economic Forum), Swiss mampu menempati posisi puncak
selama beberapa tahun terakhir, sedangkan Indonesia menduduki peringkat
ke-41 dari 138 negara.
Tahun ini, Kemenperin gencar membangun pendidikan vokasi yang memiliki
konsep link and match antara pelaku industri dengan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
Pada peluncuran tahap perdana, Kemenperin melibatkan sebanyak 50
perusahaan dan 234 SMK di Jawa Timur untuk menandatangani perjanjian
kerja sama dalam upaya menjalankan program pendidikan vokasi industri.
Pada peluncuran kedua, Kemenperin mampu menggandeng sebanyak 117
perusahaan dan 389 SMK untuk wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.
“Akhir bulan ini, kami akan meluncurkan kembali program tersebut untuk
wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Secara bertahap, juga nanti ke
wilayah Banten, Sumatera, dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia,”
sebut Harjanto.
Pada periode 2017-2019, Kemenperin merancang sejumlah kegiatan untuk
menyiapkan tenaga kerja industri tersertifikasi lebih dari satu juta
orang.
Selain melalui pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan
industri, juga dilaksanakan Diklat 3in1
(pelatihan-sertifikasi-penempatan kerja), pemagangan industri, serta
sertifikasi kompetensi.
Implementasi program-program ini dikolaborasikan dengan para pemangku
kepentingan seperti Kadin, Kemendikbud, Kemenristekdikti, dan Kemenaker.
Indonesia-Swiss Serius Bahas Pendidikan Vokasi Industri
Jumat, 14 Juli 2017 20:11 WIB